Beirut (ANTARA News) - Pasukan pemerintah Suriah menerebos masuk dari berbagai penjuru ke kota kuno Palmyra Sabtu ini dengan dukungan serangan udara dan hujan artileri.
Observatorium HAM Suriah menyebut telah terjadi serangan dahysat dalam kampanye tiga pekan oleh pasukan Suriah dan milisi untuk merebut kembali kota itu dari ISAS.
Menurut Direktur Observatorium HAM Suriah Rami Abdulrahman, pasukan Suriah dan sekutunya sudah menduduki kembali sepertiga Palmyra yang sebagian besar bagian barat dan utara kota, termasuk bagian di mana terdapa reruntuhan kota kuno peninggalan Romawi. Pasukan Suriah juga bertempur di bagian selatan kota.
Pendudukan kembali Palmyra yang direbut ISIS pada Mei 2015 menandai pembalikan besar bagi ISIS di Suriah yang terus terdesak sejak Rusia intervensi yang menguntungkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Rusia memang telah mengurangi kehadiran militernya di Suriah namun negeri ini memberikan bantuan besar dalam ofensif ke Palmyra dengan melancarkan lusinan sorti pemboman udara dan mengaku seorang anggota pasukan khususnya tewas di dekat Palmyra.
Palmyra berpenduduk 50.000 orang menurut sensus 10 tahun silam. Namun sebagian besar penduduk kabur setelah ISIS menduduki kota itu.
Suriah menganggap penting Palmyra karena menjadi jalan ke sebelah timur Suriah di mana ISIS menguasai provinsi-provinsi yang dialiri Sungai Efrat, yakni Deir al-Zor dan Raqqa.
Agustus tahun silam ISIS meledakkan dua bangunan kuno di Palmyra, yakni Kuil Bel dan Baal Shamin, yang justru menjadi perlambang Palmyra selama hampir dua milenium. PBB menyebut perbuatan ISIS ini sebagai kejahatan perang.
Namun televisi Suriah menyiarkan keadalan dalam 24 jam terakhir di tepi Palmyra yang menunjukkan struktur kota dan pilar-pilar kota kuno masih berdiri.
Tahun lalu Suriah mengaku telah memindahkan ratusan patung kuno ke tempat aman sebelum kota itu diduduki ISIS, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016