Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Mesir secara resmi meminta Israel untuk menyelidiki dugaan pembantaian ratusan tentara Mesir yang ditawan pasukan Yahudi dalam perang 1967, dan hasil penyelidikannya segera diserahkan kepada Mesir.
Suratkabar Al-Ahram, Rabu, melaporkan permintaan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Aboul Gheit kepada Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni, dalam pertemuan mereka di Brussel hari Selasa (6/3).
Menlu Aboul Gheit juga mendesak agar naskah film dokumenter pembantaian itu diserahkan setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Inggris.
Televisi saluran-1 Israel pekan lalu menyiarkan film dokumenter tersebut yang memperlihatkan pembunuhan sebanyak 250 serdadu Mesir yang ditawan pasukan Israel dalam perang 1967 itu.
Pembunuhan itu diduga kuat atas perintah dari Brigadir Jendral Benjamin Ben Eliezer yang kini menjabat menteri infrastruktur Israel. Ketika itu, Ben Eliezer menjadi komandan perang Israel dalam perang tahun 1967 tersebut.
Menlu Livni agaknya setengah hati menerima permintaan Mesir itu, karena mengaku bahwa ia sendiri belum melihat film dokumenter dimaksud.
"Hubungan Mesir dan Israel tetap teguh. Dan pembunuhan atas beberapa tentara Mesir itu sepatutnya diletakkan di belakang," katanya.
Kendati demikian, pejabat Kementerian Luar Negeri Israel mengakui bahwa kasus itu menggangu hubungan diplomatik kedua negara.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Mesir pada awal pekan ini telah memanggil Duta Besar Israel di Kairo untuk dimintai keterangan menyangkut pembantaian tersebut.
Menlu Aboul Gheit kepada Livni mengatakan, pembunuhan tewanan itu bukan saja melanggar hukum internasional, tapi juga sangat melukai hati seluruh pemerintah dan rakyat Mesir serta dunia Arab umumnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007