Kupang (ANTARA News) - Evakuasi korban bencana tanah longsor pada sejumlah desa di Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai, di Pulau Flores bagian barat Nusa Tenggara Timur (NTT), terhalang cuaca buruk. "Saya sudah tiga hari di Lambaleda...Kabut dan hujan terjadi hampir sepanjang saat sehingga menyulitkan tim SAR untuk mengevakuasi korban yang tertimbun tanah," kata Bupati Manggarai, Drs Christian Rotok, ketika dihubungi ANTARA News dari Kupang, Rabu, melalui telepon genggamnya. Ia mengakui bahwa komunikasi melalui telepon selurer cukup sulit karena sinyal timbul tenggelam. "Saya bisa berkoordinasi dengan aparat yang berada di lokasi bencana lain karena menggunakan telepon satelit," katanya menambahkan. Rotok mengungkapkan, sampai sejauh ini baru seorang dari sekitar 19 korban tertimbun tanah longsor di Desa Goreng Meni di Lambaleda yang berhasil dievakuasi. "Mereka tertimbun luruhan lumpur batu bersama rumah tempat tinggal mereka. Upaya pencarian korban saat ini masih sulit karena hujan dan kabut terjadi sepanjang saat," ujarnya. Ia menambahkan, pihaknya sudah mengirim sebuah exavator ke lokasi bencana, namun belum berfungsi maksimal karena terhambat cuaca buruk. "Jika sampai hari Jumat (9/6) upaya mengevakuasi korban juga tetap tidak membuahkan hasil maka pencarian akan dihentikan. Artinya, sudah seminggu korban juga belum ditemukan maka dengan sendirinya sudah hancur," ujarnya. Ia menduga, korban yang sulit ditemukan dalam proses pencarian itu kemungkinan besar berada di ruas kali yang tertutup lumpur yang kini telah berubah menjadi sebuah danau besar dengan kedalaman antara 6-8 meter. "Jika dugaan itu benar maka upaya pencarian dan mengevakuasi korban akan menjadi sia-sia karena danau itu cukup dalam. Namun, bagaimana pun, kami tetap masih berupaya untuk mencari dan mengevakuasi korban," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007