Aden, Yaman (ANTARA News) - Tiga ledakan mengguncang Aden, ibu kota sementara Yaman, pada Jumat malam (25/3), menewaskan 25 orang dan melukai beberapa orang lagi menurut seorang pejabat keamanan kepada Xinhua.
Ledakan kuat itu disebabkan oleh seorang pengebom bunuh diri yang berusaha menyerang markas utama pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang berada di Distrik Buraiga di Aden menurut sumber dari Komando Militer Aden yang tak ingin jati dirinya disebut.
"Seorang pengebom bunuh diri meledakkan ambulans berisi peledak di dekat pos pemeriksaan militer yang menghubungkan pangkalan utama pasukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di Aden," kata sumber itu.
Ia menambahkan dua pengebom bunuh diri lainnya meledakkan diri dengan sasaran pos tentara di dekat pangkalan militer yang dikuasai oleh ratusan prajurit Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di distrik tersebut.
Satu sumber medis dari rumah sakit umum Aden mengatakan lebih dari 25 orang, kebanyakan warga sipil, tewas, dan hampir 15 orang lagi cedera akibat ledakan-ledakan tersebut.
Pejabat pemerintah lokal menyatakan puluhan orang melancarkan serangan terhadap pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Buraiga setelah dua pengeboman bunuh diri di daerah itu.
Namun beberapa jet tempur dan helikopter UAE turun-tangan dan menggempur para penyerang, dan menggagalkan operasi pelaku teror.
Kota Pelabuhan Aden, ibu kota sementara Yaman, menghadapi kekacauan selama beberapa bulan belakangan yang menewaskan seorang mantan gubernur Aden, beberapa perwira senior keamanan dan hakim.
Kekacauan keamanan saat ini di Aden dan Provinsi Lahj serta Abyan yang bertetangga adalah salah satu tantangan terbesar bagi pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Aden.
Koalisi itu telah mengerahkan ribuan prajurit dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Sudan dan Bahrain ke lima provinsi anti-Houthi di Yaman Selatan guna mendukung dan melatih pasukan keamanan lokal Yaman.
Yaman, negara miskin di Jazirah Arab, telah dirongrong oleh aksi perlawanan kelompok Al-Qaida paling aktif di wilayah Timur Tengah dan kelompok yang berafiliasi kepada ISIS.
Situasi keamanan negeri itu telah memburuk sejak Maret 2015, ketika perang meletus antara pengikut kelompok Syiah Al-Houthi yang didukung oleh mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan pemerintah yang didukung oleh koalisi Arab pimpinan Arab Saudi. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016