Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah cenderung untuk menambah defisit anggaran daripada melakukan realokasi anggaran, guna menutupi kebutuhan tambahan dana bencana. "Untuk pembengkakan defisit, ya kita akan lihat. Kalau pengeluaran seperti kemarin banjir dan ini ada gempa di Padang, dan tanah longsor di NTT, itu nanti akan dimasukkan tahap rehabilitasi. Realokasi (anggaran) mungkin sulit," kata Menkeu di Jakarta, Rabu. Defisit anggaran dalam APBN 2007 sebesar 1,1 persen atau Rp40,5 triliun. Dikatakannya pembiayaan defisit tersebut tetap akan menggunakan mekanisme yang selama ini digunakan untuk menutupi defisit, yaitu melalui penerbitan Surat Utang Negara, setoran deviden privatisasi, penjualan aset PPA serta pinjaman luar negeri. Ditanya tentang kemungkinan penggunaan Sisa Anggaran Lebih (SAL) untuk menutupi defisit, dia mengemukakan hal itu bisa saja menjadi pertimbangan pemerintah. "Semua sumber kita gali. Nanti kita lihat opsinya yang mana, (tentu-red) opsi yang risikonya paling kecil," kata Menkeu. Dalam APBN 2007, penerbitan SUN bruto ditargetkan Rp66,7 triliun, dan neto Rp40,6 triliun. Sedangkan setoran dividen ditargetkan Rp14,462 triliun, privatisasi Rp2 triliun dan penjualan aset PPA Rp1,5 triliun. Sementara itu, Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan dana bencana pada 2007 yang hanya sekitar Rp2 triliun dipastikan akan ditambah, apalagi dana Rp2 triliun itu telah memiliki alokasi tertentu. "Pastinya belum dihitung dengan DPR tapi pasti ada perubahan anggaran bencana," katanya. Sebelumnya, Paskah pernah menyatakan bahwa defisit anggaran kemungkinan angka bertambah maksimal 1,3 persen, terutama untuk menutupi kebutuhan dana bencana. Dia mengusulkan pemenuhan kebutuhan defisit yang bertambah besar itu melalui penambahan target penerbitan obligasi pemerintah dan melalui optimalisasi anggaran pemerintah. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007