Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha industri mebel dan kerajinan optimistis bahwa industri yang digelutinya akan tumbuh positif hingga 10 persen pada 2016.

"Kami optimistis, karena tujuan ekspornya semakin luas, tidak hanya ke Eropa yang memang merupakan pasar terbesar, namun ke Tiongkok dan beberapa negara berkembang," kata Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) Abdul Sobur di Jakarta, Kamis.

Sobur mengatakan, ekspor mebel dan kerajinan asal Indonesia akan membidik beberapa negara ekspor baru seperti Tiongkok,Timur Tengah dan Afrika.

Selain itu,Sobur menyampaikan bahwa berdasarkan nilai transaksi yang diperoleh pada pameran Indonesia International Furniture Expo (Ifex) 2016 yang meningkat tajam menjadi 325 juta dollar AS dibandingkan 2015 yang angka 270 juta dollar AS.

"Itu membuktikan bahwa barang dari Indonesia diminati, mulai dari keunikannya, desainnya, materialnya, semua diminati, tapi ini saja memang tidak cukup. Butuh regulasi yang mendukung," kata Sobur.

Pertumbuhan hingga 10 persen setiap tahunnya, lanjut Sobur, memang dibutuhkan guna mencapai target ekspor 5 miliar dollar AS pada 2019 sebagaimana dicanangkan para pelaku usaha.

Diketahui, ekspor mebel Indonesia tetap meningkat di tengah perekonomian dunia yang masih lesu, di mana ekspor furnitur kayu dan rotan pada 2012 mencapai sekitar 1,4 miliar dollar AS dan pada 2013 mengalami peningkatan mencapai sekitar 1,8 miliar dollar AS. 

Secara total, pada 2014 nilai ekspor mebel kayu dan rotan nasional mencapai kurang lebih 2,2 miliar dollar AS.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016