Semoga Pemerintah menemukan solusi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan buruh, tapi tetap tidak menghilangkan daya saing usaha
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan, bagaimana meningkatkan kesejahteraan buruh di Indonesia menjadi pekerjaan rumah seluruh bangsa Indonesia.
"Bicara soal kesejahteraan, kaum buruh di Indonesia sebenarnya masih belum sejahtera," kata Mahyudin ketika menjadi pembicara utama pada seminar Evaluasi Sistem Ketatanegaraan Pemerintahan Jokowi-JK dalam Menghadapi Persaingan Global Ekonomi di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Menurut Mahyudin, visi dan misi Presiden Joko Widodo untuk menyejahterakan bangsa Indonesia, khususnya buruh, masih belum memberikan perubahan signifikan, sehingga perlu penanganan bersama yang lebih serius.
Bicara buruh, kata Mahyudin, setidaknya ada tiga hal yang menjadi sorotan.
Pertama, masalah pendapatan. Pendapatan buruh tergolong rendah, sehingga buruh banyak melakukan tuntutan melalui demonstrasi.
"Semoga Pemerintah menemukan solusi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan buruh, tapi tetap tidak menghilangkan daya saing usaha," katanya.
Menurut dia, tetap ada keseimbangan meningkatkan kesejahteraan buruh dan menjaga iklim dunia usaha agar tetap memiliki daya saing.
Kedua, kepastian tersedianya lapangan pekerjaan. Gejolak di dunia usaha yang konsekuensinya terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) juga menjadi momok bagi buruh, terutama tenaga subkontrak (outsourcing).
Ketiga, jaminan sosial dan jaminan hari tua.
Menurut Mahyudin, ketiga hal tersebut harus menjadi perhatian seluruh bangsa Indonesia.
Seminar ini, kata dia, diharapkan dapat menghasilkan gagasan dan rekomendasi untuk masukan kepada Pemerintah.B/J003/J003) 24-03-2016 12:13:03
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016