Jakarta (ANTARA News)- Pesawat Garuda GA-200 Boeing 737-400 yang mengalami kecelakaan di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Rabu pagi, dilaporkan membawa 140 orang, seorang diantaranya diperkirakan adalah wartawan Australian Financial Review Biro Jakarta, Morgan Mellish. Menurut wartawan rekan sekantor Mellish, Retno Palupi, kepala bironya itu berangkat ke Yogyakarta untuk meliput kunjungan Menlu Australia, Alexander Downer. Downer direncanakan akan bertemu dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, serta mengunjungi lembaga pendidikan Muhammadiyah di Yogyakarta. Mellish hingga Selasa (6/3) malam masih belum mendapatkan tiket pesawat Garuda. Namun, ia memperoleh tiket dengan status daftar tunggu untuk keberangkatan Rabu pagi ke Yogyakarta. Retno mengatakan dirinya telah terus menerus menghubungi rekan kerjanya melalui telepon selulernya pasca kecelakaan pesawat Garuda GA-200, namun tidak bisa tersambung. Pihak Kedutaan Australia di Jakarta juga berusaha menghubunginya, namun tidak berhasil. Berbagai upaya lain telah diusahakan Retno dan pihak Kedubes Australia untuk memastikan keberadaan Melish, termasuk mencari namanya di daftar penumpang atau mencari informasi ke berbagai rumah sakit di Yogyakarta. Sebagaimana dilaporkan, staf Kedutaan Besar Australia dan wartawan negara tersebut termasuk di antara penumpang Garuda yang naas itu, namun mengenai jumlah dan nasib mereka masih belum diketahui. Menurut staf lokal kedubes Australia, Mubarok, di Jakarta, Rabu, hingga pukul 09.40 WIB ini pihaknya masih terus mendata mereka. Sedikitnya 91 penumpang selamat, satu tewas di RS Hardjoloekito dan 48 penumpang lainnya diduga masih berada di dalam bangkai pesawat dalam musibah meledak dan terbakarnya pesawat Garuda Indonesia GA-200 di sekitar Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Rabu, pukul 07.00 WIB. Pesawat dengan pilot Marwoto dan ko-pilot Budiman serta kru pesawat masing-masing Atik, Imam, Budiyanti dan Wiranto itu membawa 133 penumpang dengan tujuh awak pesawat, hingga seluruhnya 140 orang, di antaranya sembilan warga negara asing. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007