Jakarta (ANTARA News) - Pegiat gerakan anti diskriminasi Indoonesia Denny JA ikut dipilih masuk ke dalam rangking Top 10 dunia sepanjang masa dalam tweet-nya.
Dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu, Denny mengatakan, dalam 10 tahun usia Twitter, FavStar memilih 10 tweet yang paling populer sepanjang sejarah twitter. Kriterianya adalah tweet yang paling banyak direspon atau diretweet.
Seperti diberitakan Majalah TIME online edisi 20 Maret 2016, dua tweet dari tokoh Indonesia, Denny JA, ikut dipilih masuk ke dalam rangking Top 10 dunia sepanjang masaa. Tweet penggagas Indonesia Tanpa Diskriminasi tersebut melesat ke rangking 3 dan 4. Majalah Time: http://time.com/4263227/most-popular-tweets/
Di rangking keempat adalah tweet Denny JA ketika ia menjadi konsultan politik Capres Jokowi. Tweetnya berbunyi dengan "mengRT tweet ini anda ikut memenangkan Jokowi-JK." "Pilih pemimpin yang bisa dipercaya (Jokowi) dan berpengalaman (JK)".
Tweet ini dipublikasi tanggal 4 Juni 2014, di puncak pertarungan pilpres. Ia ditweet sekitar 1 juta kali.
Di rangking ketiga adalah tweet Denny JA soal kampanye Indonesia Tanpa Diskriminasi. Kali ini tweetnya berupa foto. Anak- anak yang beragam identitas sosialnya, termasuk yang disable, memakai kaos dengan tulisan LOVE.
Tweetnya berbunyi dalam bahasa Inggris: "Share our love by stopping discrimination in Indonesia, and in the world. RT if you agree". Tweet ini diposting tanggal 22 April 2015. Ia di RT lebih banyak lagi sekitar 1,5 juta kali.
Denny menyatakan, ia tak menyangka dua tweetnya sekaligus masuk ke dalam Top 10 list itu.
Namun Denny menyadari social media sekarang menjadi teknologi yang membantu individu menggapai publik nasional bahkan dunia. Pada waktunya, ujar Denny, kampanye social media akan mengalahkan kampanye media konvensional, dengan biaya yang jauh lebih murah. Ia memanfaatkan soc-med tak hanya untuk komunikasi tapi juga kampanye gagasan.
Denny bersyukur bahwa orang Indonesia tak hanya menjadi pasar dan konsumen sosial media dunia. Terbukti, tweetnya bisa juga masuk ke jajaran dunia.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016