"Saya sudah mencoba naik taksi Blue Bird dari tadi tapi enggak dapat-dapat, saya mau ke bandara. Taksi lain jarang lewat sini, dari tadi saya cuma melihat Blue Bird group saja," kata Aminah (45) dan suaminya yang mencegat taksi di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat pada Rabu.
Sementara itu, sopir taksi Blue Bird, Asmani (41) mengaku taksinya memang jadi "rebutan".
"Wah saya hari ini merasa seperti artis, banyak sekali yang mau sama saya, cihuy. Orang-orang di jalan manggil-manggil minta ke bandara, memberi tanda terbang pakai tangan, tapi saya sudah bosan ke bandara, sudah dua kali pagi ini," kata Asmani yang mengaku kebanjiran penumpang.
Asmani keluar pool di Cengkareng sejak pukul 03.00 WIB. Hingga pukul 09.00 WIB, pemasukan yang seharusnya dia dapat sesuai argometer adalah sekitar Rp1,2 juta. Naik empat kali lipat dari hari-hari biasa di periode jam yang sama.
Asmani menuturkan meski menggratiskan tumpangan, dia tetap mendapat komisi dari perusahaan. Dia menjelaskan, para sopir hanya diminta menyerahkan struk tanda menaikkan tamu ke perusahaan.
Asmani mengaku tidak ikut unjuk rasa bersama teman-temannya pada Selasa (22/3).
"Tadi pagi saya baca arahannya adalah semua taksi Blue Bird group, termasuk Pusaka, harus memberikan layanan gratis dan wajib mengucapkan permintaan maaf pada tamu. Menurut saya yang melakukan sweeping dan anarkisme itu sebenarnya bukan kawan saya. Dari satu pool yang isinya ribuan taksi itu hanya diijinkan perwakilan 10 orang yang demo, kok kemarin mendadak banyak sekali yang pakai baju biru," katanya.
Sepanjang perjalanan saat Antaranews menggunakan Blue Bird yang dikemudikan Asmani, banyak penumpang yang berusaha menghentikan taksi Blue Bird untuk melakukan perjalanan padahal taksi-taksi dari perusahaan lain banyak terlihat.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016