Bandung (ANTARA News) - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Adenan Rasyid menyatakan volume sampah di kawasan hulu Sungai Citarum bisa mencapai 500 ribu meter kubik per tahun.
"Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Jumlah ini di hulunya Sungai Citarum, apalagi di hilirnya," kata Adenan Rasyid, disela-sela Peringatan Hari Air Sedunia di Taman Hutan Raya Djuanda/Dago Bandung, Selasa.
Dirinya enggan menyebutkan daerah mana yang paling besar menyumbang sampah ke hulu Sungai Citarum tersebut, namun pihaknya lebih memilih mencari solusi penanganan masalahnya, terutama membenahi hulu Sungai Citarum.
"Terkait hal itu kami tidak tahu daerah mana yang paling banyak. Namun sampah memang cenderung di hulu," ujarnya.
Pihaknya hingga saat ini terus mengupayakan penyelesaikan sampah di kawasan hulu Sungai Citarum dan semakin tinggi tingkat hunian penduduk di kawasan tersebut dan kurang tempat pembuangan sampah maka akan semakin besar peluang sungai menjadi tempat sampah.
Sementara itu terkait kasus tumpukan sampah di aliran sungai perbatasan wilayah Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung tepatnya di Muara Cikapundung Kolot, Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, pihaknya mengakui hal tersebut menjadi kendala dalam kegiatan BBWS Citarum.
"Karena sampah masalah bersama. Bukan kami sendiri, meski kami di Citarum menangani struktur dan fisiknya," kata dia.
Menurut dia, sebenarnya tumpukan sampah seperti di Muara Cikapundung masih banyak lagi namun yang terekspose baru di satu titik itu saja.
"Sebagai buktinya coba saja lihat pas habis hujan ke arah Sungai Citarum," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya tidak ingin mencari siapa yang salah dalam permasalahan sampah sungai ini.
Oleh karena itu pihaknya hanya berharap pemerintah daerah berani bersikap dan tanggung jawab terkait sampah dan akan merumuskan solusi bersama untuk menyelesaikan masalah sampah di Sungai Citarum ini.
"Karena kalau masalah sudah tahu, penangannya juga akan tahu. Kami juga akan menelusuri siapa pembuang sampah paling banyak ke Citarum," ujarnya.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016