Sanggau (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyebutkan ada efisiensi di Jembatan Pak Kasih di Tayan, Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar), karena sebelumnya masyarakat harus menaiki kapal feri untuk bisa menyeberangi antar wilayah yang dilalui jembatan tersebut.
"Sebelum ada jembatan ini baik mobil atau truk harus naik kapal feri bayar Rp200 ribu atau Rp250 ribu sekarang ada jembatan, saya tanya (Menteri) PU bayar enggak? Enggak bayar, masa setelah jembatan jadi bayar, artinya masyarakat akan mendapatkan keuntungan karena sebelumnya bayar, sekarang enggak bayar. Ini ada sebuah efisiennya," kata Presiden ketika meresmikan Jembatan Pak Kasih di Tayan, Sanggau, Selasa.
Dalam acara Peresmian Jembatan Tayan di Sanggau, Presiden Jokowi mengingatkan tujuan dari berbagai pembangunan infrastruktur adalah untuk menghadirkan manfaat nyata bagi rakyat.
Semua infrastruktur perhubungan diharapkan akan membuat pergerakan barang dan manusia menjadi lebih lancar.
"Dan ujungnya rakyat akan mendapat harga barang dan jasa yang lebih murah", kata Presiden.
Masyarakat, lanjut Presiden, juga merasakan kehadiran jembatan Pak Kasih Tayan di Kabupaten Sanggau.
Keseriusan pemerintah dalam membangun jembatan ini ditunjukkan dengan pengerjaan yang sangat cepat yakni sekitar 8 bulan hingga menggunakan tiga shift kerja karena memang dianggap sangat dibutuhkan masyarakat.
Jembatan Pak Kasih Tayan yang diresmikan hari ini merupakan bagian dari jalur Trans Kalimantan dan merupakan jembatan terpanjang di Kalimantan dengan total panjang 1.650 meter.
Jembatan ini menghubungkan Provinsi Kalimantan Barat di bagian Utara, dengan Provinsi Kalimantan Tengah di bagian Selatan.
Jembatan yang memiliki dua bentang utama, pertama panjangnya 430 meter dan bentang kedua mencapai 1.220 meter dengan lebar 11 m.
Kelak jembatan ini diharapkan bisa menjadi obyek wisata bagi masyarakat sekitar sehingga mendatangkan banyak fungsi, serta mempunyai "multiplier effect" yang menguntungkan masyarakat.
Ke depan, kehadiran jembatan ini diharapkan mendorong produk-produk asli Sanggau atau asli Kalimantan Barat dapat dipasarkan di provinsi Kalimantan yang lain.
Pada kesempatan yang sama, Presiden mengatakan percepatan pembangunan infrastruktur, sudah menjadi kewajiban, baik pembanguanan jalan tol, bandara, maupun pelabuhan yang harus dipercepat.
Sebab percepatan pembangunan ini mendorong mobilitas barang dan jasa.
Pada kesempatan itu sejumlah pejabat dan menteri yang turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo di antaranya Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016