Jakarta (ANTARA News) - Analis pasar modal menilai demo penolakan terhadap taksi berbasis dalam jaringan (online) membuat harga saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dan PT Blue Bird Tbk (BIRD) rawan terkena aksi spekulasi.

"Bisnis transportasi kedua emiten itu relatif kurang positif ke depan menyusul muncul bisnis angkutan transportasi berbasis online, situasi itu dapat memberikan risiko bagi investor," ujar analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, pergerakan harga saham kedua emiten itu yang berada di area positif diproyeksikan hanya sesaat sehingga dapat memberi risiko bagi pemegang sahamnya.

"Spekulasi pada kedua saham itu cukup tinggi dibandingkan hari sebelumnya," kata Kiswoyo.

Di tengah aksi demo penolakan terhadap taksi berbasis online oleh pengemudi taksi dari kedua emiten pada Selasa, terpantau pada pukul 14.30 WIB harga saham TAXI bergerak menguat sebesar 2,15 persen menjadi Rp238 per lembar saham.


Sementara saham BIRD melemah 1,17 persen menjadi Rp6.325 per lembar saham setelah sempat naik pada sesi awal perdagangan.

Terkait aksi demo supir taksi itu, Direktur Blue Bird, Adrianto Djokosoetono, dalam keterangan resmi menyampaikan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab terhadap aksi demo tersebut.

"Aksi itu adalah aspirasi murni pengemudi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat se-Jadetabek," paparnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016