Singaraja (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan di Kota Singaraja, Bali bagian utara, Selasa.
Hadir dalam peresmian tersebut, anggota DPD RI, Gede Pasek Suardika dan Gusti Ngurah Arya Vedakarna, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Prof I Ketut Widnya, Rektor perguruan tinggi se-Bali, Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry dan sejumlah praktisi dan akademisi Hindu di tanah air.
Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, STAHN Mpu Kuturan di Kota Singaraja merupakan perguruan tinggi Agama Hindu negeri keempat yang diresmikan pemerintah.
Sebelumnya, kata dia, Kemenag memiliki tiga perguruan tinggi Agama Hindu negeri berlokasi di Bali, Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat (NTB). "Tiga perguruan tinggi tersebut yakni Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram, dan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Tampung Penyang, Kalimantan Tengah," paparnya.
Ia menjelaskan, pihaknya memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para penggiat Agama Hindu di Pulau Dewata sehingga STAHN pertama di Bali bagian itu dapat terwujud.
Menurutnya, semua pihak sangat berharap STAHN Mpu Kuturan dapat menjadi institusi pendidikan terkemuka dan turut serta berperan mencerdaskan anak anak bangsa disamping mampu mengembangkan studi keagamaan Hindu di tanah air.
Selain itu, Lukman menambahkan, pihaknya memberikan mandat kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) dan juga Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar yang selama ini mengawal STAHN menjadi perguruan tinggi negeri.
"Saya perlu menekankan bahwa tanggung jawab bersama perlu ditekankan terus karena dewasa ini eksistensi perguruan agama dihadapkan pada kompetisi yang makin ketat," imbuhnya sembari mengatakan regulasi pendidikan yang semakin cepat juga harus diantisipasi perguruan tinggi agama dengan terus melakukan inovasi dan kreativitas.
Bukan hanya itu saja, ia meminta STAHN segera membuatkan buku cetak biru (blue print) perencanaan perguruan tinggi sehingga dapat menyelenggarakan pendididikan yang berkulitas terkait sarana prasarana terutama tata kelola tenaga pengajar dan manajemen yang mumpuni.
Hal itu penting untuk menciptakan masyarakat kampus yang hidup dalam atsmosfer yang baik," demikian Lukman Hakim Saifuddin.
Pewarta: Andi Purnomo dan Rhismawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016