New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia terdorong sedikit lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena harapan bahwa kelebihan pasokan akan berkurang di pasar yang minim berita-berita penting
Keuntungan minggu lalu yang mengangkat patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), di atas 40 dolar AS untuk pertama kalinya sejak Desember, didukung oleh penurunan tajam dolar dan munculnya kembali optimisme bahwa produsen akan mencapai kesepakatan untuk membekukan produksi.
Patokan AS, minyak mentah WTI untuk pengiriman April berakhir naik 47 sen menjadi 39,91 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, patokan Eropa, ditutup pada 41,54 dolar AS per barel, naik 34 sen dari penutupan Jumat.
"Kami terkejut (minyak) diperdagangkan lebih tinggi" setelah harga merosot dalam beberapa ambil untung pada Jumat, kata Oliver Sloup dari iiTrader.com. Dia menunjuk daya tarik tingkat psikologis 40 dolar AS, yang WTI tembus beberapa kali selama sesi.
Setelah jumlah rig minyak dari Baker Hughes AS naik satu rig pekan lalu, menyusul penurunan selama lebih dari dua bulan, Sloup memprediksi laporan minggu ini akan menunjukkan rig-rig datang kembali beroperasi.
"Tapi dalam jangka panjang, saya merasa pada harga ini kita akan melihat produsen di Amerika Serikat menempatkan rig kembali beroperasi, dan saya pikir pada akhirnya akan memberikan tekanan pada harga," tambahnya.
Para analis mengatakan pertemuan produsen OPEC dan non-OPEC mendatang pada 17 April di Doha, yang bertujuan untuk menetapkan batas produksi untuk mengurangi kelebihan pasokan global, terus mendukung pasar.
Sloup mencatat bahwa Sekjen OPEC Abdullah el-Badri telah menyoorotinya pada Senin, dalam sebuah konferensi pers, bahwa pertemuan mendatang memiliki kesempatan yang baik berdampak positif pada pasar.
Menurut Sloup, Badri mengatakan bahwa kelebihan pasokan pasar saat ini adalah 300 juta barel. "Bukan hanya kelebihan yang besar tapi produksi juga masih tinggi," kata Sloup, mencatat bahwa Iran masih meningkatkan produksinya, demikian Xinhua.
(A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016