Jakarta (ANTARA News) - Baroto Aryo Isman terpilih sebagai Ketua Umum Generasi Muda Kosgoro (GMK) periode 2016-2021 pada Musyawarah Besar V ormas pemuda itu yang dihadiri perwakilan daerah GMK dari 17 provinsi di Jakarta, awal Maret 2016.
Siaran pers Humas GMK di Jakarta, Senin, menyebutkan, salah satu agenda musyawarah adalah pemilihan ketua umum baru. Setelah mendapatkan 14 suara, Baroto Aryo Isman secara sah terpilih menjadi ketua umum GMK pada Mubes GMK V pada 5-6 Maret 2016.
GMK adalah sayap kepemudaan Kosgoro yang berdiri pada tanggal 9 Mei 1978. Organisasi ini diharapkan menjadi wadah kaderisasi para pemuda di Kosgoro, namun selama 22 tahun mengalami "hiatus". Dengan terpilihnya Baroto sebagai ketua yang baru bersama jajaran pengurusnya, diharapkan dapat membangkitkan kembali tujuan utama dari pendirian Kosgoro yaitu bekerja untuk rakyat, dengan mengurus hal-hal kecil secara nyata, karena dengan demikian hal-hal besar dengan sendirinya akan menjadi terurus.
Kosgoro sendiri lahir sebagai koperasi yaitu "Koperasi Simpan-Pinjam Gotong Royong", pada 10 November 1957, diinisiasi oleh pahlawan nasional Mas Isman, yang kemudian berkembang menjadi "Koperasi Serba-Usaha Gotong Royong". Selanjutnya, pada tahun 1966 namanya berubah menjadi "Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong", karena dalam perjalanannya Kosgoro juga mengembangkan bidang-bidang kemasyarakatan lain, diantaranya bidang hukum, kewiraswastaan dan pendidikan.
Kosgoro menyadari bahwa sumber kekuatan nasional dan sumber kekuatan Kosgoro terletak pada rakyat, khususnya pada kaum tani sebagai penghasil utama pangan, kemudian diikuti kaum buruh dan nelayan.
Dalam kata sambutan Bung Karno kepada Kosgoro, ia menyebutkan bahwa "tiap-tiap gerakan koperasi harus membantu pelaksanaan Ampera (amanat penderitaan rakyat)", dan dalam Pedoman Perjuangan Kosgoro, Mas Isman juga menekankan bahwa "amanat penderitaan rakyat pada hakekatnya adalah amanat penderitaan petani". Maka, secara mutlak Kosogoro berorientasi kepada kepentingan rakyat, berkiblat pada rakyat.
Kosgoro lahir dari para pemuda pejuang didukung Ir Soekarno yang merasa partai-partai saat itu tidak bisa memenuhi aspirasi mereka untuk melanjutkan misi pengabdian kepada rakyat dan Tanah Air. Kosgoro merupakan organisasi yang tidak berafiliasi pada partai politik dan tidak menganut ideologi selain Pancasila, dengan dasar UUD 1945. Ini senada dengan pidato yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif Kosgoro, Hayono Isman, pada penutupan Musyawarah 6 Maret 2016, bahwa Kosgoro sampai saat ini tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun.
Sebagian besar awam tidak menyadari perbedaan mendasar antara Kosgoro dan Kosgoro 1957 sebagai organisasi sayap partai Golkar. Perlu diketahui, Mas Isman mendirikan Kosgoro sebagai koperasi pada tahun 1957, sementara Golkar dibentuk pada tahun 1964.
Memang keduanya pernah menjadi bagian dari Sekretariat Bersama Golongan Karya, namun kemudian Kosgoro Mas Isman pada tahun 2004 kembali menjadi organisasi kemasyarakatan yang independen. Sehingga meneruskan pemikiran Mas Isman, organisasi ini terbuka untuk siapa saja, termasuk anggota partai manapun. Ini dibuktikan dengan jelas, misalnya, Hayono sendiri sekarang adalah kader partai Demokrat. Beberapa anggota dan pengurus Kosgoro lainnya juga wajah-wajah familiar lintas partai.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016