Lebak (ANTARA News) - Puluhan rumah di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, terendam banjir setinggi 60-70 centimeter setelah hujan deras melanda daerah itu.
"Kami menduga banjir itu akibat saluran air ke selokan tidak berjalan lancar karena tumpukan sampah," kata Nana (50), warga Pasir Kongsen Kelurahan Muara Ciujung (MC) Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin.
Banjir yang merendam rumah warga itu sudah menjadi langganan banjir jika curah hujan deras disertai petir hingga berlangsung 2,5 jam.
Selain itu sejumlah jalan protokol juga terendam banjir, seperti di depan Kantor Pemkab Lebak, Kodim, Jalan Hardiwinangun, Jalan Sunankalijaga dan Komplek Pendidikan.
Karena itu, pihaknya berharap pemerintah daerah segera melakukan perbaikan drainase maupun saluran air selokan.
Disamping itu juga warga tidak membuang sampah ke selokan sehingga arus air tidak berjalan lancar.
"Kami mencatat sekitar 25 rumah warga terendam banjir, namun tidak begitu lama kembali surut," kata Nana.
Begitu juga Siti Samsiah (50) warga Komplek Pendidikan Kecamatan Rangkasbitung mengaku rumahnya terendam banjir setinggi 70 centimeter akibat dampak pembangunan jalan "Double Track" Commuter Line.
Saat ini, diperkirakan 30 rumah warga di wilayahnya terendam banjir karena drainase tidak berfungsi.
Pembangunan double track kondisinya di atas permukiman warga, sehingga air hujan tidak berjalan hingga merendam rumah warga.
"Kami berharap adanya pembangunan drainase untuk mengatasi banjir sehingga arus air berjalan lancar," katanya.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan pihaknya mengoptimalkan tujuh pompa sedot untuk mengatasi banjir yang melanda permukiman warga Rangkasbitung.
Pengoperasian pompa sedot untuk membantu masyarakat agar tidak tergenang air.
"Kami mengoperasikan pompa sedot itu hanya butuh waktu dua jam bisa surut," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016