London (ANTARA News) - Satu tentara Inggris hari Selasa tewas di Afganistan selatan sesudah satuan khususnya diserang, kata Kementerian Pertahanan.
Kematian menjadikan 51 jumlah tentara Inggris tewas di Afganistan sejak awal serbuan pimpinan Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah Talib pada Oktober 2001.
"Anggota Marinir Inggris tewas akibat satuannya diserang dalam gerakan pembersihan di daerah Kajaki," kata kementerian itu, dengan menyuarakan "penyesalan mendalam" atas kematian itu.
Tentara Inggris, bagian dari 37 negara anggoat Pasukan Bantuan Keamanan Antarbangsa (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara (NATO), menjauhkan pemberontak Talib di bendung Kajaki di Helmand utara.
Mereka melindungi pembangkit listrik tenaga air agar dapat diperbaiki dan bekerja.
Pasukan NATO dan Afgan hari Selasa melancarkan serangan gabungan terbesarnya dalam Operasi Achilles, melibatkan sekitar 5.500 tentara, untuk mengusir pejuang Talib dari Helmand, kata pasukan NATO.
Inggris pada 26 Februari mengumumkan akan menambah hampir 1.400 tentara ke Afganistan selatan, tempat ISAF menahan serangan musim semi Talib.
Pasukan itu menambah jumlah tentara Inggris di Afganistan dari 6.300 menjadi 7.700.
Pengumuman penempatan pasukan tambahan itu --beberapa pada Mei, tapi kebanyakan sesudah musim panas mendatang-- muncul kurang dari seminggu sesudah Perdana Menteri Tony Blair mengumumkan pengurangan 1.600 tentaranya di Irak.
Satuan Inggris di Afganistan merupakan yang terbesar setelah Amerika Serikat.
Tanpa menyebut nama negara, Menteri Pertahanan Des Browne mengecam negara lain NATO, yang tidak siap mengirim tentara lebih banyak ke Afganistan dan berbagi sebagian beban dengan Inggris dalam pertempuran di garis depan.
NATO menempatkan lebih dari 30.000 tentara di Afganistan dengan banyak negara menyumbang, tapi bagian terberat pertempuran ditanggung balatentara Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Belanda, yang disebarkan di wilayah gawat selatan, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007