Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 melemah 3,56 poin (0,42 persen) menjadi 848,53.
"IHSG bergerak konsolidasi di tengah sentimen beredar cukup bervariasi sehingga membuat sebagian pelaku pasar saham melakukan posisi ambil untung," kata Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya.
Sentimen dari harga minyak dunia yang sedikit terkoreksi serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih tertahan, ia mengatakan, menjadi salah satu faktor yang membuat sebagian pelaku pasar saham menahan transaksi beli.
Ia mengatakan IHSG masih berpeluang menguat karena para pelaku pasar asing masih melanjutkan aksi beli, dan sentimen dari suku bunga acuan Bank Indonesia yang diturunkan dapat menambah harapan positif bagi ekonomi domestik.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan sentimen dari harga minyak dan bursa global serta langkah bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) yang mempelambat kenaikan suku bunganya juga sudah mulai terbatas.
"Di tengah kondisi seperti ini, pelaku pasar saham sebaiknya melakukan posisi jangka pendek. Kami masih melihat potensi kenaikan pada saham-saham sektor properti dan pertambangan," katanya.
Di tingkat regional, di antaranya indeks Hang Seng naik 78,69 poin (0,38 persen) ke level 20.750,32; indeks Nikkei melemah 211,57 poin (1,25 persen) ke level 16.724,81; dan Straits Times melemah 27,78 poin (0,99 persen) ke posisi 2.877,93.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016