Nairobi (ANTARA News) - Tentara Kenya mengatakan prajuritnya yang bertugas di bawah Misi Pemelihara Perdamaian Uni Afrika di Somalia (AMISOM) menewaskan 13 anggota Ash-Shabaab dalam pertempuran sengit di Somalia Selatan pada Minggu (20/3).
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Kenya (KDF) Kol. David Obonyo mengatakan tentara telah berhadapan dengan gerilyawan di Sarira di Lecta Belt, sekitar 30 kilometer di sebelah utara Daerah Ras Kamboni di Somalia Selatan.
Obonyo mengatakan tidak ada korban jiwa di pihak KDF dalam serangan paling akhir tersebut. Seorang komandan tingkat menengah Ash-Shabaab ditangkap dan kini ditahan.
"Tentara KDF memburu mereka setelah ada keterangan mengenai gerilyawan yang merencanakan serangan. Setelah peristiwa itu, seorang komandan tingkat menengah telah ditahan, 13 gerilyawan tewas, delapan senapan AK47, dua senapan mesin PKM, dua granat berpeluncur roket dan bermacam amunisi disita," kata Obonyo di dalam pernyataan yang disiarkan di Nairobi.
"Serangan tersebut berhasil; KDF tidak kehilangan korban. Prajurit KDF masih berjaga-jaga dan akan terus membidik gerilyawan Ash-Shabaab yang mengancam keamanan dan perdamaian di wilayah itu," kata Obonyo, sebagaimana dikutip Xinhua.
Peristiwa paling akhir tersebut membuat jumlah gerilyawan yang tewas jadi 34 dalam 24 jam belakangan, dalam beberapa bentrokan terpisah di negara Tanduk Afrika itu.
Pada 16 Maret, prajurit Kenya menewaskan 19 anggota Ash-Shabaab yang berencana menyerang kamp militer di Afmadhow di Somalia Selatan.
Obonyo mengatakan tentara menyita 10 senapan dan tiga granat berpeluncur roket serta menghancurkan satu kendaraan teknis selama serangan fajar tersebut.
Gerilyawan yang bersekutu dengan Al-Qaida belum lama ini telah meningkatkan serangan mereka terhadap lokasi pemerintah, pasukan pemelihara perdamaian dari Afrika, hotel dan sasaran lain sipil setelah serangan baru oleh personel AMISOM.
Misi pemelihara perdamaian itu telah berikrar akan membebaskan beberapa wilayah yang dikuasai Ash-Shabaab.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016