Ambon (ANTARA News) - Kalangan tokoh agama di Maluku secara tegas mengutuk tindakan oknum-oknum yang melakukan aksi peledakan bom rakitan di pintu masuk Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Sabtu (3/3) lalu yang mengakibatkan 13 orang menderita luka-luka. "Kami sangat menyesalkan insiden ini serta bersepakat mengutuknya karena dapat berpengaruh terhadap kondisi keamanan yang semakin kondusif di Maluku," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Idrus Toekan, di Ambon, Selasa. Aksi teror ini, katanya, dapat berdampak sangat luas termasuk terusiknya ketentraman masyarakat serta kerukunan hidup beragama yang terbina dengan baik, menghambat proses pembangunan untuk mengatasi konflik di Maluku. Selain itu, aksi teror ini pun akan berdampak investor dalam maupun luar negeri tidak berani masuk ke Maluku karena kekhawatiran akan masalah keamanan, padahal Pemprov terus mengkampanyekan kondisi Maluku telah aman dan kondusif untuk menanaman investasi, katanya. Sehubungan dengan itu, MUI Maluku mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasanya dan tidak terprovokasi ulah oknum-oknum tidak bertanggungjawab itu. Masyarakat diminta untuk menyerahkan masalah tersebut kepada aparat keamanan yang tengah berupaya untuk mengusut tuntas dan memproses hukum pelakunya. "Aparat keamanan pun diminta supaya lebih bersiaga untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan sehingga aksi teror bom ini tidak terulang kembali," ujar Toekan. Senada dengan itu, Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Pendeta Dr John Ruhulesin, MSi, meminta seluruh umat beragama untuk tetap menjaga ketahanan internal masing-masing komunitas maupun menjaga ketahanan masyarakat secara menyeluruh, serta tidak terprovokasi dengan insiden itu. Ruhulesin menegaskan, ketahanan masyarakat masih sangat kuat serta semakin cerdas memilah persoalan, di mana hal ini dapat dibuktikan dengan berlangsungnya berbagai aktivitas masyarakat seperti biasanya saat terjadi ledakan bom di pelabuhan itu. "Sebaliknya ledakan bom ini memberikan peringatan kepada aparat keamanan untuk tidak terlena dengan situasi dan kondisi keamanan yang semakin kondusif ini. Aparat pun harus bertindak cepat untuk mengungkap kasus ini dan menyeret "dalangnya" untuk diproses hukum," tandasnya. Ruhulesin pun meminta, aparat keamanan untuk melakukan langkah deteksi dini terhadap gerakan teror seperti itu, sehingga dapat mendukung proses pembauran dan persaudaraan yang telah terbangun secara alamiah diantara umat beragama di Maluku. Baik Sinode GPM bersama MUI Maluku dan Keuskupan Amboina sejauh ini terus mengimbau umat untuk mengedepankan kerukunan hidup antarumat dalam bingkai budaya "Pela" dan "Gandong" sehingga terbina persaudaraan yang hakiki.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007