Solok (ANTARA News) - Enam ibu muda tewas terpanggang pada lokasi reruntuhan SD 06 Sumani Kecamatan X Koto, Singkarak, Kabupaten Solok, Sumbar ketika sedang berusaha menyelamatkan anaknya dari musibah gempa tektonik berkekuatan 5,8 SR melanda
daerah itu, Selasa.
Pantauan ANTARA News dari lokasi bencana gempa tektonik dari Solok, Selasa menyebutkan, ke-enam ibu yang tewas terpanggang tersebut yakni, Herawati, Rustami, Nina, Yet, Eva dan Mulyani.
Herawati, Rustami, Nina dan Yet tersebut, sehari-hari sebagai pedagang kaki lima berjualan makanan dan minuman ringan di sekitar sekolah SD tersebut.
Sedangkan Eva dan Mulyani dua ibu yang selalu menunggu anaknya bermaksud mengantarkan nasi untuk anaknya dan akan diserahkan saat jam istirahat di sekolah.
Ke enam ibu muda itu, saat merasakan adanya guncangan gempa berhamburan masuk ke lokasi gedung sekolah untuk menyelamatkan anaknya.
Mereka tak menyadari anak-anaknya termasuk semua siswa yang ada di sekolah, lebih dulu keluar dari ruang kelasnya.
Dalam kondisi yang kalut itu, satu dari pemilik warung tak menyadari kompornya masih menyala, dan karena guncangan gempa yang cukup kuat kompor menggunakan bahan bakar minyak tanah itu, terbalik hingga akhirnya menimbulkan kobaran api.
Kobaran api makin membesar hingga menjilat kebagian dinding gedung sekolah, di tengah kepanikan anak-anak SD menyelamatkan diri, ujar seorang saksi mata di tempat kejadian itu.
Enam ibu muda itu, akhirnya terperangkap dalam kobaran api yang terus membesar sehingga menghanguskan seluruh tubuhnya, tanpa bisa diidentifikasi.
Helmi, saksi mata di lokasi kejadian itu, seperti dituturkan Neli, salah tokoh wanita (Bundo Kanduang) di Solok mengatakan, pria usia 40-an tahun itu tampak tak kuasa berbuat ketika menyaksikan enam wanita itu terkurung di dalam gedung SD, termasuk adik iparnya, Mulyani.
"Helmi hingga kini masih trauma, ia tak mau banyak bicara," kata Neli, mengaku secepatnya datang ke gedung sekolah yang terbakar itu.
Sejumlah warga lainnya yang mengetahui, enam wanita terkurung tak dapat berbuat banyak, karena kobaran api begitu besar.
Jasad enam ibu muda itu kini telah berada di rumahnya, dan disemayamkan anggota keluarga lainnya. Mereka bisa dikenali oleh anggota keluarganya dari baju dan perhiasan yang digunakannya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007