Jakarta (ANTARA News) - Sebagai upaya bantuan darurat, Departemen Kesehatan (Depkes) menyiapkan enam ton Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) bubur dan MP-ASI biskuit untuk dikirimkan kepada para korban gempa bumi yang terjadi di provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Departemen Kesehatan (Depkes), dr Rustam S Pakaya, MPH, di Jakarta, Selasa malam menjelaskan, hingga pukul 21.15 WIB, berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, sedikitnya sudah 69 orang meninggal dunia akibat dampak gempa bumi berkekuatan 5,8 SR berpusat pada 0`47 lintang Selatan, 149 Bujur Timur pada KM 11 Barat Daya Kota Batusangkar, Sumbar, Selasa. Data tersebut jumlahnya sama dengan laporan ANTARA Biro Padang, yang dari posko bencana gempa di aula Kantor Gubernur Sumbar, Selasa, yang menyebutkan kini tercatat sebanyak 69 korban meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya. Korban meninggal tersebut, terdapat di Kabupaten Solok sebanyak 19 orang, Kota Padang Panjang (10), Kota Solok (14), Kabupaten Tanah Datar (16), Bukitinggi (8), Payakumbuh (1 orang) dan Pariaman (1 orang). Sementara itu, korban yang mengalami luka-luka sebanyak 120 orang, dan dirawat di sejumlah rumah sakit (RS), yakni di RS Payakumbuh (4), Yarsi (8), T Sangkar (16), RSAM (39), Solok (38), Padang Panjang (15). Rustam S Pakaya menambahkan, tim kesehatan (Timkes) dari Padang dan Pariaman sudah membantu di Solok dan Padang Panjang. Pihaknya juga mengirimkan staf dan tenda, termasuk 100 veltbed. Gempa yang terjadi di Sumbar menurut data BMG tercatat sebanyak tiga kali, yakni pukul 10.00 WIB berpusat pada 0,55 Lintang Selatan (LS), dan 147 Bujur Timur pada KM 11 Barat Daya Batusangkar pada kedalaman 33 KM. Selang 1,5 jam berikutnya tepatnya pukul 11.28 WIB terjadi gempa susulan kedua dengan pusatnya pada 1,51 Lintang Selatan (LS), 97,71 Bujur Timur pada kedalaman 427 KM, dan masih berpusat di Batusangkar. Kemudian, gempa susulan ketiga berkekuatan 5,8 SR terjadi pada pukul 12.49 WIB dan hingga kini sejumlah warga masih dirasakan gempa susulan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007