"Dalam masyarakat Jakarta terdapat 7 juta lebih DPT (daftar pemilih tetap) dengan tipologi yang beragam," kata Ubedilah Badrun kepada Antara News, Sabtu.
Ubedilah menjabarkan berdasarkan riset Puspol baru-baru ini, terdapat 2 juta orang atau 28 persen pemilih kritis. Tipe pemilih ini melihat kapabilitas calon pemimpin berdasarkan gagasan dan rekam jejak.
Pemilih setia (loyalis) mencapai 3 juta orang atau sekitar 42,5 persen. Sedangkan 2 juta sisanya termasuk katagori pemilih transaksional dan tradisional.
"Dengan tipologi pemilih yang seperti itu maka kemenangan bisa ditentukan dari kemampuan cagub-cawagub menarik pemilih rasional dan tradisional," kata pengajar Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta itu.
Kendati Pilkada DKI baru berlangsung tahun depan, namun berdasarkan riset data Puspol banyak masyarakat tertarik menyimak perkembangannya.
"Data riset Puspol Indonesia menunjukan persentasinya mencapai 90 persen masyarakat Jakarta bicara pilkada," kata dia.
"Artinya antusiasme warga Jakarta sangat tinggi dan memungkinkan tingkat partisipasi pemilih pada pilkada 2017 akan naik perkiraanya bisa mencapai 75 persen pemilih," kata Ubedilah.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016