Surabaya (ANTARA News) - Pakar makro ekonomi dalam bidang energi asal Perancis, Pierre Rene Bauquis, menyarankan Indonesia untuk memilih energi nuklir guna mengatasi berkurangnya energi fosil. Ia mengemukakan sarannya itu dalam seminar "Ekstensifikasi Pemanfaatan Energi Terbarukan dan Peningkatan Efisiensi Energi dalam rangka Penguatan Daya Saing Global" di ITS Surabaya, Selasa. "Energi fosil saat ini memang sudah tidak mencukupi, karena cadangan yang ada di perut bumi juga sudah semakin menipis. Karena itu pilihan pada energi nuklir adalah yang paling tepat," tegasnya. Dalam seminar dua tahunan yang dihadiri Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Mme Chaterine Boivineau, ia mengatakan Amerika Serikat setiap tahun mengeluarkan biaya sangat besar untuk memenuhi kebutuhan energinya. "Hal yang sama juga dialami beberapa negara di Eropa yang sebelumnya mengalami surplus energi tapi belakangan menjadi minus. Artinya, kebutuhan energi akan semakin besar, sementara sumber energi dari fosil makin berkurang," paparnya. Alasan-alasan itulah, katanya, mendorongnya untuk mengusulkan pemanfaatan energi nuklir untuk kebutuhan energi masa depan. "Untuk memanfaatkan energi nuklir memang dibutuhkan teknologi yang benar-benar aman, karena semakin banyak reaktor nuklir sesungguhnya juga amat menakutkan dan mengancam keselamatan umat manusia," ucapnya. Namun, katanya, jika dijalankan sesuai dengan aturan dan prosedur yang benar, maka bukan mustahil energi nuklir akan menjadi penyelamat kekurangan energi di dunia. Ditanya kemungkinan biodiesel sebagai energi alternatif, ia menyatakan kontribusi penggunaan bahan bakar dari biodiesel atau biofeul hingga kini masih sangat kecil atau hanya sekitar satu persen. "Jadi, kemungkinannya tidak akan mampu, apalagi kebutuhan bahan dasar untuk biodiesel juga menjadi kebutuhan manusia, baik produk maupun lahan yang digunakannya, sehingga tantangannya tidak ringan," tandasnya. Hingga kini, katanya, Perancis merupakan salah satu negara yang memiliki reaktor nuklir terbanyak untuk kepentingan energi, yakni 80 persen kebutuhan energinya dipasok dari PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir). "Bahkan, sebagian dari produksi energi PLTN-nya diekspor untuk memenuhi kebutuhan energi ke beberapa negara di Eropa," ucapnya. Dua pakar lainya yang menjadi pembicara kunci dalam seminar dua hari itu adalah Max Mille dan Alain Lepage. Keduanya mengupas asal usul terjadinya bumi dan proses pemanasan global yang sekarang terjadi. "Tiap tahun telah terjadi kenaikan permukaan air laut dan pemanasan global, sehingga dalam waktu mencapai enam miliar tahun lagi, sesungguhnya bumi ini akan hancur," kata Max Mille.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007