"Setelah beliau melihat proses casting kemudian pengambilan gambar termasuk dukungan pemerintah daerah yang merespon positif, BRI siap mendukung kesuksesan film ini," katanya, dalam penyataannya, di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.
Menurut dia, dalam film Uang Panai itu yang mengangkat cerita budaya khas suku Bugis Makassar sebelum melangsungkan pernikahan, karya sineas muda makassar akan mendapat respon positif dari pencinta film apalagi mengangkat budaya setempat yang cukup sakral di Sulawesi.
"Film ini mengangkat bukan hanya budaya tapi unsur komedi masuk di dalamnya, sehingga pesan yang disampaikan dalam film ini akan lebih efektif," ujarnya, dalam pertemuan dengan Kuswiyoto bersama jajaran direksi di Kantor Pusat BRI Jakarta.
Film yang digarap Makkita Cinema Production tersebut mulai diputar di seluruh bioskop di Indonesia pada Juli 2016 rencananya setelah Idul Fitri nanti.
Sementara untuk dukungan BRI, pada kesempatan itu Kuswiyoto menyatakan akan membeli 200 tiket bila waktu pemutarannya telah tiba di bioskop seputar Jakarta.
"Kita akan memboroong tiket 200 lembar dan sekaligus nonton bareng bersama jajaran direksi, karena film ini mengangkat budaya dan punya sisi humoris romatis di dalamnya sehingga pesan di film ini akan lebih efektif," katanya.
Sebelumnya, salah satu pemeran film Uang Panai, Katon Bagaskara, mengatakan ketertarikannya ikut bermain film meski sebagai barista dikarekanan cerita yang diangkat merupakan cerita daerah telah melegenda dan sudah menjadi akar tradisi masyarakat Sulawesi Selatan.
Pentolan grup KLa Poject itu menyakini film tersebut mampu mengangkat budaya Bugis-Makassar yang berkonsep komedi romatis dengan merekatkan akar tradisi masyarakatnya.
Dirinya berharap film karya asli sineas Kota Makassar dapat dinikmati masyarakat umum serta para fans KLanis di seluruh kota besar di Indonesia.
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, juga sangat mendukung pembuatan film Uang Panai sebagai sarana promosi wisata Makassar serta mengangkat budaya dan kearifan lokal. Selain Katon, pemeran lainnya yakni Tumming, Abu, dan Nur Fadilah.
Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016