Potensinya mesti kita manfaatkan karena ada lebih 500 jenis produk turunan rumput laut. Saat ini sebanyak 152,9 ribu ton atau 64,3 persen rumput laut kering diekspor,"
Jakarta (ANTARA News) - Menguasai suplai rumput laut kering dunia dengan produksi 237,8 ribu ton atau sekitar 56 persen total produksi dunia, yang mencapai 424 ribu ton, potensi industri pengolahan rumput laut di Indonesia mesti dipacu.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menyampaikan hal itu saat berada di Tual untuk mendampingi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla melakukan rangkaian kunjungan kerja ke sentra industri perikanan, fasilitas infrastruktur dan pendidikan di Maluku yaitu Ambon, Banda Neira dan Tual.
"Potensinya mesti kita manfaatkan karena ada lebih 500 jenis produk turunan rumput laut. Saat ini sebanyak 152,9 ribu ton atau 64,3 persen rumput laut kering diekspor," kata Saleh melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Saleh mengungkapkan, hal tersebut menunjukkan peluang pengembangan penghiliran masih terbuka guna mendongkrak nilai tambah. Pengembangan industri ini juga mendesak dilakukan lantaran industri di dalam negeri mengalami kekurangan pasokan bahan baku.
Kemenperin mencatat, total kebutuhan bahan baku rumput laut 128,6 ribu ton, namun masih kekurangan pasokan sebesar 43,8 ribu ton.
Di Indonesia, jenis rumput laut komersial ialah penghasil karagenan, penghasil agar, dan penghasil alginate.
Menurut Dirjen Industri Agro Panggah Susanto, rumput laut tersebut agar diolah menjadi produk akhir pangan, farmasi, kosmetik, dan tissue.
"Sedangkan karagenan diproses lebih lanjut menjadi pangan, saus, pakan ternak, serta farmasi. Sementara itu, alginat juga dapat diolah menjadi pangan, saus, tekstil, kosmetik dan farmasi," kata Panggah.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016