Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Alexander Downer, menegaskan bahwa pemanggilan Junus Josfiah, mantan Menteri Penerangan masa pemerintahan B.J. Habibie, terkait "Balibo Five" oleh pengadilan di negara bagian New South Wales, Australia, bukan merupakan urusan antar-negara."Tidak ada kaitannya dengan Pemerintah Australia," kata Downer kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Selasa, usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Oleh karenaitu, ia menilai, tidak perlu ada pembahasan resmi antara Pemerintah Indonesia dan Australia mengenai masalah itu.Dia menyebutkan bahwa kasus "Balibo Five" adalah kasus yang telah terjadi lama sekali, atau lebih dari 30 tahun lalu. Akhir pekan lalu, Departemen Luar Negeri (Deplu) RI mengatakan bahwa kasus tewasnya wartawan Australia Brian Peters dan empat rekannya yang dikenal sebagai "Balibo Five" di Timor Timur pada 1975 sudah ditutup. "Masalah itu sudah ditutup, kita tidak melihat fakta atau bukti-bukti baru yang dapat digunakan untuk membuka kembali kasus itu," kata Juru Bicara Deplu RI, Kristiarto Legowo. Menurut dia, pemerintah RI meyakini bahwa para wartawan itu menjadi korban dalam peristiwa baku tembak pada waktu itu. Awal pekan ini, Dorelle Pinch, ahli koroner dari Pengadilan Koroner Glebe, Sydney, Australia, meminta Yunus Yosfiah, untuk memberi kesaksiannya dalam kasus pembunuhan Brian Peters dan empat rekannya di Kota Balibo, Timor Timur, pada Oktober 1975. Jubir Deplu RI mengatakan bahwa sampai saat ini surat panggilan dari Pengadilan di Australia, telah dikeluarkan secara pribadi kepada Junus Josfiah dan bukan ditujukan secara resmi kepada pemerintah RI. Pada kesempatan itu, Kristiarto juga mengatakan bahwa yuridiksi pengadilan tersebut terbatas, tidak meliputi wilayah Indonesia. Sementara itu, pemeriksaan di pengadilan Australia itu telah memasuki minggu keempat dan telah mendengar kesaksian dari 14 warga Timor Timur. Beberapa diantaranya mengaku melihat Yosfiah--yang kemudian dikenal sebagai Mayor Andreas-- menembak ke arah lima reporter televisi dalam serangan itu. Pinch yakin sudah memegang bukti penting mengenai bagaimana kematian Peters beserta rekan-rekannya dan apa yang terjadi pada tubuh mereka kemudian. Menurut dia, Josfiah dimungkinkan memberikan kesaksian jarak jauh melalui "video conference" jika perlu. Pengadilan juga telah mendengar kesaksian lebih jauh dari para petinggi intelijen Australia. Beberapa diantaranya menuding kesatuan yang dipimpin Josfiah sebagai penyerang Balibo. Peters dan rekannya, Briton Malcolm Rennie, bekerja di Channel Nine Australia yang bertugas di Timor Timur kala itu, sedangkan warga Australia Greg Shackleton dan Tony Stewart, serta warga Selandia Baru Gary Cunningham bekerja di Channel Seven. Kelimanya tewas dalam insiden 32 tahun lalu itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007