Surabaya (ANTARA News) - Sejumlah warga Papua di Surabaya dan Malang melakukan unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa, menolak rencana pemerintah melakukan pemekaran terhadap provinsi dan kabupaten di Papua. Warga yang tergabung dalam Gerakan Tolak Pemekaran Papua tersebut berasal dari Imapa, Paguyuban Papua, Komunitas Rakyat Papua se-Jatim dan AMP. Aksi dimulai dari Taman Kapal Selam di Jalan Pemuda, lalu longmarch menuju Grahadi dan kembali ke tempat semula. Di depan Grahadi warga Papua menyampaikan aspirasinya dengan membagi-bagikan selebaran. Beberapa diantara mereka ada yang berdandan khas Papua dengan menari-nari di jalan lengkap degan tombak, rambut jabrik dan wajah dibubuhi cat putih. Koordinator aksi Eja Ugi mengatakan, pemekaran yang sudah dilakukan di beberapa kabupaten di Papua, yakni Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Nduga, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Memberamo Tengah. "Keempatnya merupakan pemekaran wilayah Kabupaten Jayawijaya yang telah membuat rakyat Papua terpecah belah," katanya. Dia mengatakan upaya pemekaran Kabupaten Puncak sebagai pemekaran Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Dogeyai sebagai pemekaran Kabupaten Nabire, adalah bentuk dari neo-kolonialisme modern. Salah satu warga Papua, Anton Mote, mengatakan data di lapangan membuktikan bahwa mereka yang meminta pemekaran provinsi dan kabupaten-kabupaten di Papua adalah orang-orang yang kecewa akibat tidak lolos dari persaingan mendapatkan kursi dan kedudukan provinsi dan kabupaten-kabupaten induk. "Pemekaran ini membuat politik masuk di Papua. Yang semula fokus pada bidang pendidikan ataupun kesehatan, sekarang ikut berpolitik. Kalau ini dibiarkan, rakyat Papua akan melarat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007