Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat belanja infrastruktur, terutama pada proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt sehingga diharapkan perekonomian domestik akan membaik, yang berdampak pada meningkatnya pemakaian gas bumi..."Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membukukan laba bersih tahun buku 2015 sebesar 401,20 juta dolar AS, menurun dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya senilai 711,18 dolar AS.
"Meskipun menghadapi berbagai tantangan, dengan upaya-upaya efisiensi, PGN tetap membukukan laba yang cukup signifikan," kata Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan bahwa kinerja laba terutama disebabkan penurunan pendapatan bisnis distribusi karena menurunnya pemakaian gas pelanggan industri dan listrik sebagai akibat pelemahan ekonomi global.
Pada tahun 2015, kata dia, PGN berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar 3,068 miliar dolar AS, menurun dibandingkan tahun sebelumnya 3,253 miliar dolar AS pada tahun 2014. Kinerja itu dipengaruhi penurunan pendapatan bisnis transmisi, pendapatan minyak dan gas dan pendapatan bisnis distribusi.
Pada tahun 2015, tercatat total aset PGN sebesar 6,50 miliar dolar AS yang terdiri atas 26,5 persen aset lancar dan 73,5 persen aset tidak lancar. Nilai total aset itu meningkat 14,2 persen dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,69 miliar dolar AS.
"Peningkatan aset tersebut, terutama berasal dari properti minyak dan gas terkait dengan akuisisi dan partisipasi kepemilikan di bidang hulu yang dilakukan SEI sebesar 219,74 juta dolar AS, piutang lain-lain jangka panjang terkait participating interest di Muara Bakau PSC dengan GDF SUEZ sebesar 178,45 juta dolar AS dan peningkatan aset tetap terkait dimulainya komersialisasi KJG pada bulan Agustus 2015," paparnya.
Namun, lanjut dia, peningkatan aset tetap itu kemudian direklasifikasi menjadi piutang sewa sebesar 263,68 juta dolar AS sebagai dampak implementasi PSAK No. 30 tentang Sewa Operasi.
Pada tahun 2016, Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa pihaknya yakin pemakaian gas akan meningkat. Pemerintah memproyeksikan tingkat pertumbuhan 5,3 persen, dan sudah mulai merilis serangkaian paket kebijakan ekonomi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat belanja infrastruktur, terutama pada proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt sehingga diharapkan perekonomian domestik akan membaik, yang berdampak pada meningkatnya pemakaian gas bumi sehingga akan berdampak positif bagi perseroan," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016