Jenazah diberangkatkan melalui Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu menggunakan Rajawali Cargo via pesawat Lion Air JT 821 tujuan Surabaya bersama keluarga korban.
Dodo tewas pada kontak senjata di pegunungan Parabu, Desa Torire Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso (tepatnya sekitar 3 KM dari Dusun Trans Beau, Desa Watutau), tanggal 28 Februari lalu.
Sebelumnya, jenazahnya sempat tertahan di RS Bhayangkara sekitar dua pekan, lalu dipindah di RS Undata.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi di Palu, Selasa (15/3) mengatakan bahwa jenazah terduga teroris Dodo alias Fonda Akbar Solikhin belum diserahkan kepada pihak keluarga, karena masih menunggu hasil hasil tes DNA dari Jakarta.
Kata dia, kalau sudah didapatkan hasilnya dan telah pasti, baru diproses dan diserahkan kepada keluarga. Karena ada urut-urutan yang dilakukan.
Sebelumnya pihak keluarga terus mendesak Polda Sulawesi Tengah untuk menyerahkan jenazah anak mereka. Hal itu disampaikan dua ibu almarhum Umi Widayati (44) dan Musaibah (37) yang didampingi kuasa hukum keluarga dari Tim Pengacara Muslim (TMP) dalam konferensi persnya di Palu.
Kata dia, pihak keluarga berharap hal itu akan cepat terlaksana, berhubung keinginan keluarga untuk memakamkan jenazah di daerah kelahirannya di Solo.
Pewarta: Fauzi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016