Denpasar (ANTARA News) - World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia mengimbau pemerintah dan semua pihak terkait untuk memberikan tindakan yang lebih serius upaya melindungi lahan gambut dengan meninjau kebijakan pembangunan pada aspek utama.
"Langkah-langkah pencegahan itu perlu diambil terus menerus untuk mengurangi potensi kebakaran lahan dan hutan," kata CEO WWF Indonesia Dr Efransjah, pada acara Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan ke-5, di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Ia mengatakan industri kelapa sawit harus menyadari perlu mengintegrasikan sistem peringatan dini untuk mencegah terulang bencana kabut asap tahun lalu, serta meyakinkan bahwa keterlibatan penduduk setempat adalah sebuah keharusan yang bermanfaat.
Dalam menanggapi kebutuhan mitigasi perubahan iklim, kata dia, WWF juga mengapresiasi tindakan-tindakan yang telah diambil Pemerintah Indonesia, salah satunya melalui pembentukan Badan Restorasi Gambut.
Ia mengharapkan badan tersebut dapat memimpin dan mendorong strategi intervensi inovatif dalam menghadapi tantangan berat antara lahan gambut dan rantai industri kelapa sawit.
"Kita harus mengakhiri pengulangan atas kelalaian kolektif dan permainan saling menyalahkan ketika terjadi kabut asap. Kita berbagi risiko dan tanggung jawab yang sama mulai dari tingkat pencegahan," ujarnya pula.
Deputy Director Market Transformation WWF Indonesia Irwan Gunawan menambahkan bahwa remediasi bukan hanya sekadar teori perubahan di atas kertas, akan tetapi harus dapat dilaksanakan di lapangan.
"Kami secara khusus berharap agar semua peserta Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan ini dapat menjadikan konferensi dua tahunan tersebut sebagai kesempatan berharga bagi pebisnis sawit untuk bertukar pikiran di tengah membaiknya pasar sawit global," ujarnya pula.
Ia mengatakan WWF Indonesia menyakini bahwa keberlanjutan akan tetap menjadi keunggulan komparatif dalam sektor perkebunan kelapa sawit.
"Ini akan menjadi belanja modal untuk ketahanan ekonomi dalam jangka panjang," kata Irwan Gunawan menegaskan.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016