Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi VI DPR RI, Didi J Rachbini, berpendapat penurunan suku bunga acuan BI (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 9,00 persen dari sebelumnya 9,25 persen akan membawa pengaruh baik untuk menggerakkan perbankan, khususnya dalam pengucuran kredit bagi sektor riil. "Baik dong ada penurunan BI rate, berarti ada keseriusan pemerintah memperhatikan ekonomi," katanya di Jakarta, Selasa. Dia mengatakan, penurunan suku bunga acuan tersebut seharusnya membuat perbankan semakin berani untuk mengucurkan dananya sebagai modal kerja dan investasi. Menurut dia, ini merupakan angin segar bagi sektor riil. Namun, sehubungan dengan masih adanya keengganan perbankan untuk mengucurkan dana bagi sektor riil saat ini, dia mengatakan sudah menjadi tugas pemerintah untuk mencari jalan keluarnya agar perbankan mau mengucurkan dananya. Sementara itu, pengamat pasar modal dari PT Paramitra Alfa Sekuritas, Rifki Hasan, berpendapat penurunan BI Rate ini tidak akan berpengaruh banyak kepada pertumbuhan ekonomi apabila sektor perbankan tidak mengikutinya dengan menurunkan suku bunga kredit. Pengamat ekonomi Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan penurunan BI Rate yang berlanjut hingga mencapai 9 persen dari 9,25 persen atau turun 25 basis poin seolah-olah tidak berarti, karena pertumbuhan ekonomi cenderung masih sulit untuk bergerak lebih cepat. Menurut dia, ada sejumlah faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi yaitu dampak dari penurunan suku bunga bank memerlukan waktu lama antara 6 hingga 9 bulan, dan sektor riil yang masih berjalan ditempat karena pemerintah masih belum mengimplementasikan berbagai kebijakan baru. Kebijakan itu adalah, RUU tenaga kerja, iklim investasi yang lebih baik, dan kepastian hukum, ujarnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007