Rengat (ANTARA News) - Ratusan warga bentrok dengan petugas keamanan perusahaan industri kehutanan PT Rimba Lazuardi di Indragiri Hulu, Provinsi Riau, yang dipicu masalah sengketa lahan.
"Masa menghancurkan kamp dan mobil perusahaan, hal ini tidak dibenarkan," kata Kapolres Indragiri Hulu (Inhu) AKBP Ari Wibowo, di Rengat, Kamis.
Menurutnya, kerusuhan dipicu saling klaim lahan yang sudah berlarut-larut dan tak kunjung selesai. Ia mengatakan sebenarnya warga juga tidak punya bukti atas kepemilikan tanah itu.
"Apalagi masyarakat yang demo 300 orang itu semuanya warga pendatang dari Sumatera Utara," ujarnya.
Kondisi diperparah karena dari pihak perusahaan saat akan membebaskan lahan yang dikuasai masyarakat, ada berlaku provokatif dan menyulut amarah warga. Akibatnya, terjadi saling pukul antara warga dan satpam perusahaan dan provokator sengaja menabrakkan mobilnya ke mobil perusahaan yang ada di areal tersebut.
"Aksi warga malah semakin menjadi dengan menghancurkan fasilitas kantor, camp dan membakar alat berat dan mobil perusahaan," terangnya.
Kapolres menegaskan polisi akan tertindak tegas dan menangkap para pelaku pengrusakan yang merugikan pihak lain.
Polisi sudah mengantongi sejumlah nama pelaku pengrusakan, dan tim gabungan TNI dan Polri sudah berada di lokasi untuk menegakkan hukum.
Namun, polisi dan TNI tidak mudah untuk menjangkau lokasi kamp PT Rimba Lazuardi sehingga kejadian anarkis itu terlanjur terjadi dan terlambat diantisipasi.
"Lokasi sangat jauh dari pusat kota, hingga membutuhkan waktu tempuh hingga lima jam," sebutnya.
Ia menambahkan pihaknya mengajak semua masyarakat Inhu untuk tetap menjaga situasi kondusif agar ada ketenangan dalam bermasyarakat dan berusaha, tidak mudah terprovokasi hingga menimbulkan polemik.
"Mari bersama-sama menjaga ketertiban umum," tegasnya.
Pewarta: Asripilyadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016