Yogyakarta (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur Yogyakarta dan sekitarnya selama sekira 35 menit pada Selasa, menyebabkan seluruh sungai yang berhulu di Gunung Merapi meluap dialiri lahar dingin material sisa letusan gunung itu. "Banjir lahar dingin tersebut terjadi di Sungai Krasak, Boyong, Kuning dan Gendol," kata Koordinator SAR Kaliadem, Sukamto ketika dihubungi ANTARA Yogyakarta, Selasa petang. Banjir kali ini, kata dia, cukup besar dan aliran lahar dingin diperkirakan mencapai perbatasan wilayah Manisrenggo, Kabupaten Klaten (Jawa Tengah) atau mencapai 12 kilometer dari puncak. "Aliran lahar dingin ini juga menutup akses beberapa jalan termasuk di jembatan Manggong Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan," katanya. Meski terjadi banjir lahar dingin di seluruh sungai, namun warga tidak panik karena sebelumnya sudah diperingatkan, dan tidak ada penambang pasir yang terjebak. Sementara itu petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Kaliurang, Panut mengatakan hujan selama 35 menit itu sebenarnya tidak termasuk kategori hujan deras. "Tetapi karena hujan terjadi di puncak mengakibatkan tumpukan material di atas terdorong mengalir ke bawah mengikuti alur sungai," kata dia. Tidak ada awan panas ketika hujan terjadi. Meski secara visual Gunung Merapi tertutup kabut, namun dari pantauan getaran `seismograf` memang tidak terpantau ada awan panas. "Untuk curah hujan yang terpantau di sekitar Kaliurang seperti Hargobinangun dan Pakem atau sebelah barat Cangkringan mencapai enam milimeter per detik, sangat kecil," kata Panut.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007