Bahasa Indonesia bukan lagi bahasa yang asing untuk digunakan, terutama bagi sebagian pedagang di Silk Market--salah satu pasar terkenal di Beijing, Tiongkok.
Para pedagang tersebut akan segera berbicara dalam Bahasa Indonesia, meski tidak terlalu banyak kosa kata yang digunakan ketika tahu calon pembeli yang dihadapinya berasal dari Indonesia.
"Murah,murah," adalah kata yang kerap mereka ucapkan saat menawarkan dagangannya, mulai dari pakaian, asesoris hingga cindera mata khas Tiongkok, kepada turis Melayu termasuk Indonesia.
Silk Market, merupakan salah satu pasar favorit para wisatawan asing. Jaraknya sekitar tiga kilometer dari alun-alun Tiannamen.
Pasar tersebut bertingkat enam. Setiap lantai menjual barang berbeda. Lantai paling bawah adalah supermarket dengan kios-kios tas dan sepatu.
Di atasnya khusus menjual pakaian pria seperti "t-shirt" dan jaket musim dingin.
Di atasnya lagi adalah tempat menjual pakaian wanita. Ada pula lantai yang khusus menjual perhiasan dan barang kerajinan, seperti keramik atau lukisan-lukisan khas Tiongkok.
Tip belanja di Silk Market dan pasar sejenis di Beijing: jangan malu menawar. Jangan terkecoh dengan barang-barang bermerek yang sebenarnya bukan barang asli.
"Ini semua harganya sama," kata Li Wei, kepada seorang turis Indonesia yang hendak membeli sejumlah cindera mata khas Tiongkok.
Bahasa Indonesia juga digunakan para pedagang pasar serupa di Beijing, seperti Pearl Market dan juga sebagian pedagang aneka cendera mata/souvenir khas Tiongkok, di gang-gang di sepanjang jalan Wangfujing, kawasan belanja yang terkenal pula di ibu kota Tiongkok.
"Banyak turis Indonesia datang dan berbelanja di sini. Jadi, kami belajar sedikit-sedikit Bahasa Indonesia," ungkap Li Wei.
Tiga Belas Kampus
Atase Pendidikan KBRI di Beijing, Priyanto Wibowo mengatakan, sebanyak 13 kampus di Tiongkok telah membuka jurusan Bahasa Indonesia hingga akhir 2014.
Kampus terlama yang membuka jurusan Bahasa Indonesia, menurut Priyanto, adalah Peking University. Sementara kampus yang memiliki mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia terbanyak adalah Yunan University.
"Sejauh ini mahasiswa jurusan bahasa Indonesia terbanyak ada di Yunan University, lebih dari 100 mahasiswa asal Tiongkok," ungkapnya.
Priyanto mengemukakan jumlah pengajar jurusan Bahasa Indonesia di Tiongkok masih sangat sedikit.
Menurut data Atase Pendidikan KBRI, jumlah pengajar di jurusan Bahasa Indonesia di Beijing serta Yunan, masing-masing empat orang.
Selain Peking University dan Yunan University, beberapa kampus yang membuka jurusan Bahasa Indonesia antara lain, Beijing International Studies University, Tianjin Foreign Studies University, Guangdong University of Foreign Studies, dan Shanghai International Studies University.
Dosen di Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia di Shanghai International Studies University, Huang Yue Min, mengatakan, saat ini ada 30 mahasiswa Tiongkok di kampus tersebut yang belajar di jurusan Bahasa Indonesia. Kampus tersebut membuka program penerimaan mahasiswa baru jurusan Bahasa Indonesia setiap dua tahun sekali.
Ia menilai jumlah mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di Shanghai International Studies University terus bertambah, antara lain disebabkan kedekatan hubungan internasional antara Indonesia dan Tiongkok.
"Ada kesamaan misi Indonesia dan Tiongkok, dan ini ada potensi besar karena keduanya sama-sama ingin memakmurkan jalur laut sejak Jokowi jadi presiden. Di sini kita bisa mengembangkan kemitraan kedua negara," ujar Min.
Selain mempelajari Bahasa Indonesia, mahasiswa di Shanghai International Studies University juga memelajari politik, budaya dan perekonomian Indonesia.
Lebih mengenal Indonesia
Mahasiswi jurusan Bahasa Indonesia pada Universitas Bahasa Asing Beijing (BFSU) Huang Mengjiao mengatakan banyak warga Tiongkok yang belum mengenal atau bahkan memahami Indonesia secara utuh, salah satunya karena kendala bahasa.
"Dengan saling mempelajari bahasa masing-masing, maka kita akan saling mengenal dan memahami," ungkapnya.
Ia mengaku sangat tertarik mempelajari Bahasa Indonesia, karena ingin mengetahui Indonesia lebih utuh.
"Indonesia adalah negara yang berpengaruh di Asia Tenggara, dan semakin saya mengenal Indonesia, saya semakin suka. Orang-orang-nya cakep dan geulis," ungkap Huang Mengjiao, sambil menggunakan Bahasa Sunda.
Huang Mengjiao yang memiliki nama Indonesia Ani, memperdalam Bahasa Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung.
"Bahasa Indonesia itu, sulit tetapi menyenangkan untuk dipelajari. Warga Indonesia, harusnya bangga dengan Bahasa Indonesia," katanya.
Ungkapan senada dilontarkan Hou Hong Bo, mahasiswa BFSU yang memperdalam Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Ia mengungkapkan pertama tahu tentang Indonesia dari dosennya di Beijing.
"Beliau mengatakan Indonesia adalah negara besar, dengan segala sumber daya yang melimpah. Negara yang berpengaruh di Asia Tenggara. Kini saya makin mengenal Indonesia, dan Indonesia memang negara besar, potensial untuk menjadi negara maju di masa depan," tutu Hou Hong Bo yang memiliki nama Indonesia, Budiman.
Oleh Rini Utami
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016