Jakarta (ANTARA News) - Perolehan laba bersih PT Astra Sedaya Finance (ASF) sepanjang 2006 sebesar Rp 210,7 miliar atau tumbuh 26,5 persen dibandingkan 2005.
"Kenaikan laba bersih perseroan tersebut lebih didorong oleh turunnya jumlah beban biaya dari Rp 2,001 triliun pada 2005 menjadi Rp1,670 triliun," kata Presiden Direktur ASF, Benny Tjoeng dalam laporan keuangan auditan yang disampaikan kepada BEJ, Selasa.
Benny mengatakan, akibat penurunan jumlah beban tersebut, laba perusahaan pembiayaan mobil sebelum pajak mengalami pertumbuhan menjadi Rp298,17 miliar pada 2006 dibandingkan 2005 sebesar Rp236,6 miliar.
Meski begitu pendapatan ASF pada 2006 mengalami penurunan menjadi Rp1,968 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 2,237 triliun. Turunnya nilai pendapatan ini dipicu oleh merosotnya pendapatan pembiayaan konsumen dari Rp 2,130 triliun pada 2005 menjadi Rp 1,797 triliun pada 2006.
Sementara itu, FIF yang bergerak di bidang pembiayaan sepeda motor Honda membukukan penurunan laba bersih 2006 sekitar 22 persen menjadi sebesar Rp340,9 miliar dibandingkan periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 434,39 miliar.
Meski laba bersihnya turun, pendapatan FIF justru naik menjadi Rp4,442 triliun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp3,99 triliun. Total pendapatan ini dikontribusi dari pendapatan pembiayaan konsumen sebesar Rp3,788 triliun dibanding 2005 sebesar Rp3,373 triliun.
Presiden Direktur FIF, Ida P. Lunardi mengatakan, turunnya laba bersih perseroan pada 2006 disebabkan oleh naiknya beban biaya menjadi Rp3,965 triliun dari sebelumnya sebesar Rp3,360 triliun. Jumlah beban FIF itu terdiri dari beban usaha sebesar Rp 1,333 triliun dari sebelumnya Rp 1,078 triliun.
Untuk beban bunga dan keuangan juga mengalami kenaikan dari Rp 1,364 triliun pada 2005 menjadi Rp 1,539 triliun pada 2006. Sementara untuk beban lain-lain mengalami kenaikan hampir dua kali lipat menjadi Rp 411,928 miliar dibandingkankan 2005 sebesar Rp 233,897 miliar.
Dengan kenaikan jumlah beban tersebut laba sebelum pajak perseroan mengalami penurunan dari Rp 629,6 miliar pada 2005 menjadi Rp 477,257 miliar pada 2006.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007