Anas punya modal intelektual yang bagus serta sosok visioner. Rasionalisasinya seperti Pakde Karwo, kalau jadi maju potensinya luar biasa."
Surabaya (ANTARA News) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang disebut-sebut sebagai "kuda hitam" dalam Pilgub Jatim 2018 mengaku belum berpikir soal itu sama sekali.

"Saya sekarang masih berpikir serius membangun Banyuwangi, termasuk cara pengembangan sumber daya manusianya," katanya setelah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Moh Nasih di Surabaya, Rabu.

Oleh karena itulah, dirinya ingin berkonsentrasi membangun Banyuwangi. "Jadi, saya masih memikirkan Banyuwangi ke depannya, terutama agar semua agenda-agenda bisa jalan," katanya.

Bagaimana kalau DPP PDIP mengamanahi dirinya untuk maju ke Pilgub Jatim 2018, bupati yang baru saja terpilih untuk periode kedua itu menjawab secara diplomatis. "Itu kan kalau," katanya.

Ditanya wacana menggandengkan dirinya dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sama-sama berbasis PDIP, Anas menegaskan bahwa dirinya belum sampai berpikir ke arah sana.

"Urusan saya masih banyak," kata pejabat putra daerah itu setelah menandatangani kerja sama pengembangan Unair Kampus Banyuwangi dari S1 menjadi S1 dan S2.

Sementara itu, pakar komunikasi politik dari Unair Suko Widodo menilai Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas layak bertarung dalam Pilgub Jatim.

"Anas punya modal intelektual yang bagus serta sosok visioner. Rasionalisasinya seperti Pakde Karwo, kalau jadi maju potensinya luar biasa," katanya.

Dalam titik tertentu, katanya, Anas punya keunggulan dibanding tokoh-tokoh lain yang berpeluang maju di Pilgub Jatim.

"Dia punya gaya komunikasi menarik dan persuasif. Publik speaking-nya bagus. Tidak sekadar lucu, tapi juga memiliki kapasitas intelektual," katanya.

Terkait basis pendukung Anas, Suko menjelaskan Anas berada di dua sisi. Anas bisa diterima kalangan merah (PDIP) dan hijau (nahdliyin).

"Pak Anas merupakan representatif abang-ijo, dia bagus, karena itu pasangan yang pas untuk Anas berada di luar daerah tapal kuda, terutama wilayah Matraman," katanya.

Bahkan, pertempuran sesama hijau yang terjadi pada Saifullah Yusuf, Khofifah Indar Parawansa, dan Abdul Halim Iskandar, justru menjadi peluang bagus bagi Anas.

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016