Jakarta (ANTARA News) - David Chalik memulai bisnis sepatu sejak 2009. Membangun pabrik hingga memiliki merek sendiri dilakoni aktor dan presenter itu dengan berbagai tantangan, termasuk pernah mengalami kegagalan.


Pria kelahiran 13 April 1977 ini memiliki cara tersendiri untuk bangkit saat menghadapi situasi bisnis yang kurang menguntungkan.


"Saat gagal itu dijadiin stepping stone (batu loncatan) kita untuk bisa lebih kuat," kata David saat berbincang dengan ANTARA News di sela mengikuti pameran Koperasi Jasa Karya Nurani Rakyat di Jakarta, Rabu


Insinyur mesin dari Universitas Trisakti ini menceritakan, dalam menjalankan bisnis alas kaki, yakni sepatu dan sandal, tahap yang paling menantang adalah pengembangannya.


Selama beberapa tahun, David dan timnya berulang kali gagal mengembangkan sepatu dan sandal buatan lokal yang akhirnya mengusung merek "March" ini.


"Sejak 2009 sudah bisnis sepatu dan mengembangkannya gagal, gagal, gagal, sampai pada akhir 2011, sepatunya itu baru betul-betul perfect," kata pria berusia 39 tahun tersebut.


Dari kegagalan itu, lanjutnya, David merasa ditempa untuk terus melakukan perbaikan, penyempurnaan dan pantang menyerah.


Menurutnya, dengan usaha dan doa, maka kegagalan yang dialami akan berganti dengan kesuksesan.


"Selama doanya jalan, ikhtiarnya jalan, Insyaa Allah bisa berhasil," tukasnya.


March merupakan merek sepatu olahraga yang diproduksi suami Deivy Zulyanti Nasution ini, yang artinya Bulan Maret, yakni bulan saat kedua orang tua David menikah.


March didesain sendiri oleh David dan disempurnakan oleh dua orang dari tim desain, kemudian diproduksi di Cikupa, Tangerang, dengan berbagai pilihan warna.


Setahun terakhir, David memasok sepatu untuk pasukan perdamaian PBB UNIFIL yang bertugas di Lebanon.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016