Yogyakarta (ANTARA News) - Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mendorong masyarakat mulai menyiapkan tandon air secara mandiri sebagai persiapan menghadapi musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada Mei 2016.
"Meski sekarang curah hujan masih tinggi, justru menjadi kesempatan masyarakat memiliki cadangan air menghadapi potensi bencana kekeringan," kata Direktur Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Djati Mardiatno di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Djati, bencana kekeringan yang terjadi hampir setiap tahun sering kali tidak diantisipasi masyarakat dengan manajemen penyimpanan air yang memadai.
Penyimpanan air melalui tandon air, menurut dia, dapat dilakukan dengan teknik sederhana dengan menyediakan tangki air atau membuat kolam di pekarangan rumah. Namun demikian, ia berharap agar pembuatan tandon air dapat tersdarisasi dengan adanya fasilitas pendampingan dari Dinas Kesehatan serta Dinas Pekerjan Umum.
"Supaya dapat dikalkulasi kebutuhan masyarakat dengan daya tampung yang ideal serta tata cara penggunaan air hujan untuk dikonsumsi," kata dia.
Menurut dia, gerakan pembuatan tandon air dapat dimulai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah yang paling sering dilanda kekeringan seperti di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di wilayah kabupaten itu, menurut dia, yang menjadi langganan kekeringan setiap tahun antara lain Kecamatan Tepus, Panggang, Tanjungsari, Gedangsari, Saptosari, serta Rongkop.
"Sehingga dengan memiliki bank air sendiri masyarakat tidak perlu berjalan jauh untuk memperoleh air serta tidak terlalu bergantung pasokan air dari luar daerah," kata dosen di Fakultas Geografi UGM ini.
Di samping untuk masyarakat di kawasan yang rawan kekeringan, menurut dia, pembuatan tandon air juga penting segera dimulai oleh masyarakat di Kota Yogyakarta. Hal itu disebabkan ruang terbuka hijau di Kota Yogyakarta sudah tidak memadai lagi menjalankan fungsi penyerapan air.
"Ruang terbuka hijau yang telah dikelilingi bangunan beton tidak memadai lagi untuk menampung cadangan air," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, untuk skala yang lebih besar petani juga dapat menyiapkan persediaan air pada waduk sejak awal untuk kebutuhan irigasi. "Petani juga sebaiknya segera mengatur pola tanam sehingga begitu memasuki kemarau sudah siap, kata dia.
Sebelumnya Koordinator Operasional Pos Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Djoko Budiono menjelaskan untuk curah hujan selama Maret ini diperkirakan masih cukup tinggi. Untuk pancaroba diperkirakan baru akan terjadi mulai April hingga Mei 2016.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016