Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore, melemah menjadi Rp9.225/9.230 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya pada Rp9.200/9.255 atau turun 25 poin. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara (HS) Tbk, Yusuf, di Jakarta, Selasa, mengatakan rupiah terus tertekan sehingga posisinya jauh di atas level Rp9.200 per dolar AS, meski Bank Indonesia (BI) dilaporkan sudah memasuki pasar. Namun kalau melihat rupiah masih terpuruk, keberadaan BI di pasar uang domestik kurang berperan, sehingga rupiah kian terpuruk, katanya. Rupiah, lanjut dia, seharusnya tak terpuruk lebih jauh, namun kenyataan mata uang lokal itu makin menjauhi level Rp9.200 per dolar AS. Meski demikian, rupiah masih ada peluang untuk membaik kembali, karena BI saat ini memiliki cadangan yang cukup untuk mengantisipasi pergerakan rupiah yang terus merosot, katanya. Menurut Yusuf, rupiah akan kembali stabil, apabila pemerintah segera mengimplementasikan agenda pembangunan dengan berbagai kebijakan baru seperti iklim investasi yang kondusif, kepastian hukum dan RUU perburuhan. Karena dengan makin membaiknya fundamental ekonomi, maka stabilitas rupiah akan tetap terjaga, katanya. Mengenai dolar AS, menurut dia, terus menguat terhadap yen sehingga berimbas pada pasar domestik, khususnya rupiah, yang menekan mata uang lokal itu turun tajam. Aksi lepas yen terutama disebabkan pasar saham Jepang mengalami kenaikan, setelah beberapa hari terpuruk, katanya. Dolar AS terhadap yen menguat menjadi 116,45 atau naik 0,7 persen dibanding hari sebelumnya dan euro naik 0,8 persen jadi 152,23 yen. BI saat ini memiliki cadangan devisa yang cukup besar mencapai 46 miliar dolar AS lebih, sehingga perannya di pasar uang domestik cukup besar, untuk segera memicu rupiah kembali membaik, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007