Jakarta (ANTARA News) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan Jejaring Kabupaten-Kota Kreatif Indonesia, Pemkot Malang dan komunitas Malang Creative Fusion (MCF) menyelenggarakan konferensi Indonesia Creative Cities Conference 2 (ICCC2) pada 31 Maret-1 April 2016 di Malang, Jawa Timur.
Kegiatan yang digelar bersamaan dengan Indonesian Creative Cities Network (ICCN) itu akan dihadiri seluruh wali kota dan delegasi beberapa negara ASEAN.
"Acara ini merupakan lanjutan acara yang digelar pertama kali 2015 lalu di Solo. Saat itu, kami menghasilkan 10 prinsip kota kreatif dan Deklarasi Solo, juga Jejaring Kabupaten-Kota Kreatif Indonesia," kata Sekjen ICCN Liliek Setiawan dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa petang.
Menurut Liliek, pihaknya akan membuat kegiatan konferensi kota kreatif se-Indonesia itu menjadi kegiatan rutin yang digelar setiap tahun.
Hal itu dilakukan guna mendukung upaya penyusunan kebijakan nasional dan dapat dijadikan sebagai acuan guna mewujudkan visi Presiden Jokowi menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
"Secara mikro, dengan adanya ICCC2 ini, jadi ada buku panduan kota kreatif Indonesia. Pasalnya, tidak semua yang dari luar negeri itu bisa diaplikasikan. Makanya kita harus cari yang sesuai dengan prinsip di Indonesia," katanya.
Kegiatan ICCC2 yang bertajuk "Menuju Kota Kreatif Indonesia yang Berkelanjutan" diharapkan mampu mewakili inovasi, komoditas, dinamika dan aneka bentuk kreativitas di Indonesia yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi kreatif di level kabupaten dan kota.
Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan setelah memperjuangkan pembentukan kota kreatif, misi selanjutnya adalah kota kreatif yang berkelanjutan.
Ia bercerita, dalam kunjungannya ke Singapura beberapa waktu lalu, salah satu mantan pejabat negeri singa itu kaget mendengar bahwa Indonesia akan membentuk kota kreatif dalam waktu singkat.
"Itu karena mereka mengalami perjalanan panjang. Mereka kaget saya bilang kita akan bentuk kota kreatif (dalam waktu singkat). Ini memang tidak bisa dilakukan di sebuah negara, tapi di kota bisa. Itu yang kita lakukan dengan acara ini, tentu dengan dukungan jaringan," tutupnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016