Sentimen eksternal mempengaruhi laju mata uang rupiah terhadap dolar AS

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa sore bergerak melemah sebesar 111 poin menjadi Rp13.168 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.057 per dolar AS.

"Sentimen eksternal mempengaruhi laju mata uang rupiah terhadap dolar AS. Mata uang domestik bergerak turun ke level Rp13.100 per dolar AS menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC)," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan bahwa menjelang pertemuan FOMC, pelaku pasar uang cenderung mengakumulasi dolar AS seraya mencermati keputusan kebijakan bank sentral AS untuk mencari petunjuk tentang peluang untuk kenaikan suku bunga berikutnya.

Selain itu, lanjut dia, rupiah juga terbebani oleh pergerakan harga minyak mentah dunia yang terkoreksi setelah Iran menyatakan tidak akan bergabung dalam pembahasan mengenai pembatasan produksi. Harga minyak yang kembali menurun dikhawatirkan berdampak pada komoditas lainnya.

Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa sore ini, berada di level 36,33 dolar AS per barel, turun 2,29 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 38,64 dolar AS per barel, melemah 2,25 persen.

Sementara itu, Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih tertahan seiring dengan data neraca perdagangan Indonesia periode Februari 2016 yang surplus mencapai 1,14 miliar dolar AS dengan kinerja ekspor mencapai 11,30 miliar dolar AS sementara impor sebesar 10,16 miliar dolar AS.

"Diharapkan, kinerja neraca perdagangan tetap positif sehingga menjaga stabilitas perekonomian domestik ke depannya," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.087 dibandingkan hari sebelumnya (Senin, 14/3) Rp13.020.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016