Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa BI Rate masih memiliki potensi untuk mengalami penurunan lagi dari yang telah ditetapkan Bank Indonesia (BI) Selasa (6/3) sebesar 9,00 persen.
"Kalau ekspektasi masyarakat dan pelaku ekonomi terhadap inflasi menunjukkan keyakinan akan turun dan kondisi global tenang, maka ruang penurunan BI Rate masih ada," kata Sri Mulyani di Gedung Departemen Keuangan, Jakarta, Selasa.
Pemerintah, lanjut Menkeu, masih mengharapkan ada penurunan laju inflasi dari tingkat yang ada saat ini menjadi berada di level 6 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada Februari 2007 sebesar 0,62 persen (bulan ke bulan), sementara tingkat inflasi tahunan pada akhir Februari mencapai 6,30 persen.
"BI akan selalu mereview setiap bulan, tahun ini kita mengharapkan inflasi ada di level 6 persen, dan BI akan melihat dari sisi faktor apakah cukup atau tidak jumlah likuiditas atau jumlah uang yang ada dalam perekonomian untuk memfasilitasi kegiatan ekonomi," kata Menkeu.
BI akan mempertimbangkan faktor ekspektasi masyarakat dan pelaku ekonomi terhadap inflasi. Jika terdapat ekspektasi bahwa inflasi akan turun berarti ruang penurunan BI Rate ada.
"BI juga akan mempertimbangkan situasi global. Kalau kondisi globalnya atau `environment` makin tidak pasti atau `volatile` (bergejolak), mungkin BI akan jadi lebih berhati-hati," katanya.
Tetapi kalau situasinya tenang dan suku bunga internasional tidak meningkat secara tajam, lanjut Menkeu, maka kondisi itu akan memberi ruang penurunan BI Rate.
"Jadi kita akan lihat saja perkembangannya nanti bagaimana," katanya.
Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Selasa ini memutuskan adanya penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin dari sebelumnya 9,25 persen menjadi 9,00 persen. (*)
Copyright © ANTARA 2007