Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa dibuka naik tipis sebesar 3,34 poin di tengah antisipasi pemodal terhadap hasil kebijakan moneter beberapa bank sentral negara maju.
IHSG BEI dibuka naik 3,34 poin atau 0,07 persen menjadi 4.880,87. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 0,82 poin (0,11 persen) menjadi 852,96.
"Pelaku pasar saham cenderung hati-hati dalam bertransaksi saham seraya menanti hasil pertemuan bank sentral AS dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), Bank Sentral Inggris, Jepang, dan Swiss yang sedianya diselenggarakan pada pekan ini," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pelaku pasar saham juga sedang menanti data neraca perdagangan Indonesia, perkembangan upah pekerja, perkembangan nilai tukar eceran rupiah untuk periode Februari 2016 yang sedianya akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa ini.
Di tengah antisipasi itu, menurut dia, pergerakan indeks BEI akan cenderung terbatas dan membuka peluang koreksi jika data-data yang dirilis mengalami perlambatan.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa pernyataan pejabat lembaga dana moneter internasional (IMF) dapat mempengaruhi kalangan pelaku pasar terhadap prospek perekonomian global setelah proyeksi pertumbuhan tahun 2016 direvisi koreksi menjadi 3,4 persen.
Ia mengharapkan bahwa nilai tukar rupiah yang stabil terhadap dolar AS dapat menjadi salah satu katalis yang mampu menahan sentimen negatif eksternal sehingga laju IHSG tetap berada dalam area tren positif.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng naik 235,74 poin (1,17 persen) ke level 20.435,34, dan indeks Nikkei melemah 20,13 poin (0,12 persen) ke level 17.213,62, Straits Times menguat 1,63 poin (0,05 persen) ke posisi 2.848,49.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016