Dili (ANTARA News) - Ibukota Timor Leste, Dili, tenang tapi tegang, Selasa, sehari setelah ribuan pendukung pemimpin pemberontak Alfredo Reinado membakar ban-ban mobil dan melemparkan batu untuk memperotes serangan pasukan internasional terhadap tempat persembunyian buronan itu. "Situasi kembali normal. Kendaraan-kendaraan pemerintah membersihkan lokasi-lokasi dari penghadang jalan ," kata seorang saksimata kepada Reuters di Dili. Ia mengatakan pasukan Selandia Baru, bagian dari pasukan perdamaian internasional di negara berpenduduk satu juta jiwa sejak tahun lalu, mematroli daerah-daerah yang dianggap rawan. Pasukan Australia terus menyisir bagian selatan Timor Leste untuk mengejar Reinado, yang melarikan diri dari serangan akhir pekan lalu yang memicu protes hari Senin. Empat orang tewas dalam serangan itu. Reinado terlibat dalam pertempuran tahun lalu ketika pemecatan sejumlah tentara dan perbedaan daerah yang menyebabkan negara kecil itu dilanda kekacauan. Inggris mengeluarkan satu anjuran perjalanan baru , Senin untuk Timor Leste yang memperingatkan untuk tidak bepergian di sana dan menganjurkan warga Inggris di Timor Leste untuk meninggalkan negara itu. "Situasi keamanan di Timor Leste tetap tidak menentu dan dapat memburuk dalam waktu singkat," kata anjuran itu. Australia dan AS mengeluarkan peringatan-peringatan yang sama, dan Austrlia mengumumkan pihaknya akan mengevakuasi staf yag tidak mendesak dan keluarga dari kedubesnya d Dili. Pada hari Senin para pendukung Reinado berkumpul di tengah kota Dili , meneriakkan kata-kata "Panjang Umumr Alfredo", dan mengecam Presiden Xanana Gusmao , yang memerintahkan pasukan keamanan menangkap Reinado menyusul tuduhan-tuduhan bahwa mantan mayor itu memimpin serangan terhadap sebuah pos polisi bulan lalu dan mencuri 25 senjata otomatis dan amunisi. Protes itu meletus Senin petang dan Gusmao menyerukan rakyat Timor Leste tidak melakukan tindakan apapun yang dapat menghancurkan persatuan bangsa. "Kita melihat banyak unjukrasa belakangan ini yang tidak menyampaikan pesan-pesan positif untuk menyelesaikan banyak masalah yang dihadapi negara ini dan sebaliknya menimbulkan provokasi perpecahan di antara masyarakat di mana negara ini memerlukan persatuan," katanya dalam satu pidato yang disiarkan di televisi dan radio. Ia meminta pihak berwenang internasional dan Timor Leste untuk mengambil semua tindakan hukum yang diperlukan untuk menegakkan ketertiban , memperintahkan bahwa jika "tindakan-tindakan normal tidak cukup untuk mengatasinya" langkah-langkah lebih keras perlu dilakukan," seperti keadaan siaga ". Reinado dikejar sejak ia melarikan diri dari penjara Dili Agustus tahun lalu bersama dengan 50 narapidana lainnya. Pertikaian antara Reinado dan pasukan menimbulkan kekuatiran terjadinya kerusuhan menjelang pemlihan presiden Timor Leste April mendatang. Timor Leste pada 1999 menyelenggarakan refrendum, dengan hasil referendum memisahkan diri dari Indonesia. Negara itu merdeka penuh tahun 2002 setelah satu periode pemerintahan PBB. (*)
Copyright © ANTARA 2007