Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan TNI AL, Kolonel Kesehatan Lukman, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin. "Pak Sulis baru pertama kali menjalani terapi oksigen murni ini," ujar Lukman.
Sulistyo yang juga anggota DPD itu direkomendasikan oleh dokter pribadinya untuk menjalani terapi itu. Namun naas, ia tewas dalam peristiwa ledakan yang diakibatkan percikan api tersebut.
Kebakaran terjadi di Ruang Tabung Pulau Miangas, Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi lama RS TNI AL Mintohardjo, diduga karena hubungan pendek listrik, sehingga menimbulkan asap putih lebat dan pasien yg ada di dalam tabung terbakar dan tidak dapat diselamatkan.
Tabung besar itu merupakan ruangan untuk terapi hiperbarik. Penyelam TNI AL biasanya melakukan terapi itu setelah menyelam akibat dekompresi sehingga molekul-molekul udara terjebak dalam saluran darah penderita. Salah satu penyebabnya karena penyelam itu naik terlalu cepat ke permukaan.
Dalam salah satu tahapan terapi hiperbarik, oksigen murni kemudian dimasukkan ke ruangan yang bisa dimuati beberapa pasien itu.
Fasilitas terapi hiperbarik itu sudah ada di RS TNI AL Mintohardjo sejak 2013.
Fasilitas terapi hiperbarik itu sudah ada di RS TNI AL Mintohardjo sejak 2013.
Selain Sulistyo, terdapat tiga korban lain, yakni mantan Kepala Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi (Purnawirawan) Abu Bakar, Edi Suwandi, dan Dimas.
Pewarta: Indriani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016