"Rusia negara besar, kita juga negara besar, potensi Rusia besar, begitu juga dengan kita. Hanya saja volume hubungan kita kecil, baik di teknologi, perdagangan, politik dan kesehatan," ujar dia saat bertemu Wakil Pertama Ketua Dewan Federasi Majelis Rusia Nikolay V. Fedorov di Gedung Parlemen di Jakarta, Senin.
Pernyataan senada disampaikan Fedorov, bahwa volume perdagangan Rusia dan Indonesia masih kecil, yaitu sekitar US$ 2,5 miliar. "Seharusnya volume perdagangan bisa mencapai US$ 5 miliar. Itu angka minimal. (Indonesia - Rusia) memiliki ruang kerjasama perdagangan yang terbuka seperti bauksit, perhubungan, kemaritiman," kata dia.
Mengenai hal ini, lanjut Fedorov, pada Mei mendatang Presiden Indonesia akan bertemu dengan pemimpin Rusia menjelang KTT Asean - Rusia. Kedua negara saat ini telah menyiapkan draf MoU menyangkut kerjasama bidang penangangan kejahatan transnasional, kesehatan, media massa dan ekonomi. Federov berharap MPR ikut mendukung materi dalam MoU tersebut.
"Draf MoU itu menyangkut kerjasama dalam penanganan kejahatan transnasional, bidang kesehatan, media massa, dan kerjasama ekonomi," kata dia.
Zulkifli mengatakan, Indonesia dan Rusia memiliki potensi yang besar untuk menjalin kerjasama terutama dalam bidang perdagangan. Presiden Joko Widodo, lanjut dia, sedang giat-giatnya menjalin hubungan dengan Rusia.
"Dalam rapat konsultasi pimpinan lembaga negara, kami akan sampaikan pentingnya peningkatan kerjasama dengan Rusia. Kami (MPR) akan mendukung penuh Presiden untuk sungguh-sungguh meningkatkan hubungan dengan Rusia," ujar Zulkifli.
Dalam pertemuan dengan Fedorov itu turut hadir Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono dan sejumlah delegasi dari Rusia yakni Liliya S. Gumerova, Stepan M Zhiryakov, Ivan Kleschinov, dan Pyotr Tsvetov.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016