Birmingham, Inggris (ANTARA News) - Peter Gade, mantan juara All-England dari Denmark, mengkritik tajam jumlah hadiah uang dalam turnamen tersebut menjelang usahanya merebut kembali gelar yang akan dimulai di National Indoor Arena, Rabu. Kondisi terbaik dalam karir pebulutangkis Denmark berusia 30 itu bertepatan dengan pembukaan Super Series pertama, sehingga membantunya untuk memenangi gelar tunggal putra pada Malaysia Terbuka di Kuala Lumpur enam pekan lalu. Gade menyukai format baru elit tersebut, tetapi tidak suka dengan hadiah yang diberikan kepada pemain-pemain terkemuka, yang tidak dapat disangkal, di antara mereka dialah satu-satunya pemain asal Eropa yang mampu memenangi turnamen besar. "Kita masih dengan hadiah uang yang sama seperti sepuluh tahun lalu - Anda tidak bisa membandingkannya dengan banyak cabang olahraga lain dan mengatakan itu," katanya kepada AFP. "Seharusnya ada kemungkinan yang besar dalam bulutangkis," tambahnya, dengan pujian yang bertentangan terhadap 12 rangkaian turnamen yang menggunakan undian 32 itu. "Ini awal, tetapi jalan masih panjang. Dengan hadiah uang yang lebih baik ini akan berbeda, terutama karena tunggal putra lebih berat dibanding event-event lainnya. Mereka memberi hadiah uang untuk putaran-putaran awal sekarang, tetapi pada tunggal putri dan ganda putri, mereka tidak terdorong (pada putaran-putaran awal)," paparnya. "Bao Chun-lai hanya mendapat 6.400 dolar sebagai runner-up di Malaysia Terbuka. Sesuatu yang salah - kita perlu memperbaiki itu sesegera mungkin," tegas Gade. "Hadiah uang untuk satu turnamen seharusnya 300.000 pound hingga 500.000 pound. Kita bisa dengan mudah menetapkan tingkat minimal hadiah uang 300.000 pound. Mungkin tiga atau empat turnamen bisa kurang, tetapi ini tingkat hadiah uang yang seharusnya," katanya lagi. "Mudah-mudahan ini baru awal, tetapi jika BWF (Federasi Bulutangkis Dunia) tidak bisa menunjukkan bahwa ini berhasil, kita harus melakukan sesuatu untuk mengubahnya," lanjutnya. Kedua struktur hadiah uang All-England, dan totalnya adalah 200.000 dolar, sama dengan Malaysia. Pemain yang kalah pada putaran pertama diberi hadiah untuk pertamakalinya, sebesar 300 dolar: sebelumnya hadiah uang hanya diberikan mulai dari perempatfinal ke atas. Total tersebut naik 75.000 dolar dari 2006, yang merupakan level tertinggi sebelumnya untuk All-England, tetapi secara signifikan kurang dari Korea Terbuka yang menyediakan hadiah total 300.000 dolar atau turnamen-turnamen Asia pada levet serupa. Peluang Gade untuk memenangi hadiah pertama 16.000 dolar sama bagusnya sejak ia memenangi gelar All-England pada 1999, meskipun ia bukan favorit. Menjadi unggulan keempat, ia berpotensi bertemu unggulan teratas sekaligus juara bertahan Lin Dan dari China, yang mengalami kekalahan mengejutkan pada putaran kedua Malaysia Terbuka dari pemain Korea Park Sung Hwan namun memenangi Korea Terbuka pada pekan berikutnya. Pada putaran pertama event Super Series pertama itu Lin mengalahkan juara Olimpiade dan Asian Games Taufik Hidayat dari Indonesia. Taufik, yang sebelumnya telah mengatakan tidak akan ambil bagian dalam All-England, tetap tidak diunggulkan, dan pengundian yang tidak menguntungkan kali ini menempatkan dia bertemu Muhammad Hafiz Hashim, mantan juara All-England dari Malaysia, yang menjadi unggulan 5/8 pada seperempat undian bagian atas. Ini artinya Lin Dan dan Taufik bisa bertemu kembali, pada perempatfinal, yang pemenangnya kemungkinan bertemu di semifinal dengan Gade. Saingan lainnya dalam perburuan gelar termasuk Chen Jin, unggulan kedua dari China, yang kemungkinan bertemu di semifinal dengan Lee Chong Wei, mantan nomor satu dunia asal Malaysia. Penentuan unggulan juga menunjukkan Xie Xingfang, pacar Lin Dan, bisa saja kembali menghasilkan pasangan juara dengan mempertahankan gelar tunggal putri. Namun rekan senegaranya Zhang Ning, mantan pemegang gelar dan juara Olimpiade, akan menjadikan final yang berat bagi Xie. Seluruh delapan unggulan tunggal putri berasal dari China atau mantan pemain China, yang mengindikasikan sulitnya mempromosikan event ini di luar kawasan Asia. China, yang memenangi empat dari lima gelar All-England tahun lalu, bisa menjadi negara pertama yang memenangi kelima gelar tersebut - setahun sebelum mengusahakan yang sama di Olimpiade Beijing. Fu Haifeng dan Cai Yun diunggulkan untuk memenangi ganda putra, Gao Ling dan Huang Sui pada ganda putri, dan China hampir punya peluang yang sama pada ganda campuran, kendati tidak menjadi unggulan teratas. Xie Zhongbo dan Zhang Yawen menjadi unggulan kedua, dan Zheng Bo dan Gao Ling (yang bersama Zhang Jun menjadi juara Olimpiade dan All-England) juga menjadi ancaman serius. Zheng dan Gao berada dalam perempat yang sama dengan Nathan Robertson dan Gail Emms, juara dunia dari Inggris yang akan berusaha meraih kembali gelar yang hilang setelah menahan lima match poin melawan Zhang dan Gao pada final tahun lalu. Dengan Nova Widianto/Lilyana Natsir, mantan juara dunia dari Indonesia menjadi unggulan teratas, ganda campuran mungkin yang paling tidak bisa diprediksi dalam event tersebut. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007