"Selama dua tahun terakhir muncul lima komunitas baru dan sebelumnya hanya empat komunitas saja, sehingga total komunitas film di Jember saat ini sembilan komunitas," tuturnya di sela-sela kegiatan Hari Film Nasional di Fakultas Sastra Universitas Jember, Minggu.
Menurut dia, pertumbuhan komunitas film tersebut cukup baik dibandingkan beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Timur, bahkan seluruh komunitas tersebut sudah memproduksi film mereka sendiri.
"Selama tahun 2015 tercatat sebanyak 30 film yang diproduksi oleh sembilan komunitas itu, sehingga diharapkan tahun ini semakin banyak lagi film yang diproduksi dan bermunculan komunitas baru lagi," katanya.
Layar Kemisan mencatat pemutaran film yang dilakukan beberapa komunitas itu sebanyak 18 kali baik pemutaran film secara terbuka maupun terbatas di Jember, namun sejauh ini pemutaran tersebut berada di lingkungan kampus saja.
"Kami pernah mencoba melakukan pemutaran film di salah satu desa, namun respon masyarakat kurang bagus dan antusias masyarakat untuk menonton film indie juga rendah," ujarnya.
Kendati demikian, sejumlah komunitas film di Jember tetap bersemangat untuk memproduksi film yang lebih baik dari karya-karya sebelumnya.
"Digelarnya roadshow Hari Film Nasional di Kabupaten Jember yang mewakili Pulau Jawa juga merupakan bukti bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Pengembangan Perfilman mengapresiasi pertumbuhan komunitas film di Jember," katanya menambahkan.
Fauzi berharap Pemkab Jember memberikan dukungan kepada para komunitas film berupa ruang publik untuk pemutaran secara berkala di Kabupaten Jember, sehingga masyarakat bisa mengenal film karya sejumlah komunitas.
"Sejauh ini dukungan Pemkab Jember belum ada untuk memberikan ruang kepada kami menayangkan film yang diproduksi oleh sejumlah komunitas film di Jember," tuturnya.
Roadshow Hari Film Nasional digelar di Kabupaten Jember, 12-13 Maret 2016 dengan menampilkan pemutaran film berjudul "Demi Ucok", temu komunitas film se-Pulau Jawa, apresiasi film "Blue Eyed Boy", dan menggelar layar tancap berjudul "Mencari Hilal".
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016